Batasi Jemaat, Romo Antonius: Kami Tidak Ingin Gereja Jadi Klaster COVID-19
JAKARTA - Panitia Gereja Katolik Santo Cornelius Kota Madiun, Jawa Timur, membatasi jumlah jemaat yang ikut misa Perayaan Natal Tahun 2020. Ini guna mengantisipasi lonjakan umat yang melakukan ibadah Natal di tengah pandemi COVID-19.
Panitia Perayaan Natal Tahun 2020 Gereja Katolik Santo Cornelius Madiun, Romo Antonius Yanuardi Hendro Wibowo mengatakan pembatasan jumlah jemaat yang mengikuti misa di gereja tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita tidak ingin gereja itu menjadi klaster penyebaran COVID-19. Makanya umat yang merayakan ibadah atau misa di gereja harus mendaftarkan diri melaui WA grupnya gereja. Sehingga nama, alamat, dan nomor telepon jelas," ujar Romo Yanuar kepada wartawan di Madiun, dilansir Antara, Kamis, 24 Desember.
Baca juga:
Adapun misa malam Natal 2020 akan dilaksanakan 24 Desember pukul 18.00 WIB dan 21.00 WIB. Serta misa Natal 2020 pagi dilaksanakan pada 25 Desember pukul 07.00 WIB.
Untuk mengakomodasi umat lainnya yang tidak bisa mengikuti misa natal di gereja, panitia juga menggelar misa secara virtual melalui kanal Youtube maupun media sosial lain yang telah dipersiapkan pihak panitia gereja.
Selain membatasi jumlah umat yang ikut misa, pihak gereja juga telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung penerapan protokol kesehatan (prokes) selama Misa Natal digelar pada 24-25 Desember 2020.
Sejumlah alat yang disiapkan untuk protokol kesehatan di antaranya alat deteksi suhu tubuh, tempat mencuci tangan, "hand sanitizer", dan mewajibkan seluruh jemaat mengenakan masker, serta mengatur jarak tempat duduk di dalam gereja.
Hal yang sama diungkapkan oleh Romo Kepala Paroki Gereja Katolik Mater Dei Madiun, Romo Robertus Joko Sulistiyo. Selain membatasi jumlah peserta misa dan disiplin penerapan prokes, panitia Natal Gereja Katolik Mater Dei Madiun telah membentuk satgas penanganan COVID-19 internal.
Satgas internal tersebut melibatkan para relawan gereja yang bertugas mengawasi penerapan prokes se. Relawan tersebut telah dibentuk sejak bulan Mei lalu.
Selain itu, setelah sesi ibadah atau misa selesai, gereja akan disterilisasi menggunakan disinfektan sehingga bersih saat digunakan untuk sesi misa selanjutnya. Setelah ibadah atau misa selesai, umat juga diminta untuk segera pulang dan tidak menciptakan kerumunan.
Ia menegaskan upaya-upaya tersebut dilakukan guna mendukung pemerintah mencegah penyebaran COVID-19 yang masih mengancam.