Uni Eropa Rekomendasikan Tes COVID-19 Sebelum Keberangkatan Penerbangan dari China, Penumpang Harus Pakai Masker
JAKARTA - Pejabat pemerintah Uni Eropa merekomendasikan pada Hari Rabu, penumpang yang terbang dari China ke Uni Eropa harus menjalani tes COVID-19 negatif sebelum mereka naik pesawat, seiring rencana Beijing untuk melonggarkan pembatasan perjalanan meskipun ada gelombang infeksi COVID baru.
Rekomendasi tersebut berasal dari kelompok Penanggulangan Krisis Politik Terintegrasi (IPCR) Uni Eropa, badan yang terdiri dari pejabat dari 27 anggota Uni Eropa, dan sejalan dengan rekomendasi yang dibuat sebelumnya oleh Komisi Eropa, melansir Reuters 5 Januari.
Diketahui, China berencana melonggarkan pembatasan perjalanan pada 8 Januari, meskipun gelombang infeksi baru telah membuat rumah sakit dan rumah duka China kewalahan.
IPCR juga merekomendasikan, semua penumpang dalam penerbangan ke dan dari Tiongkok harus memakai masker wajah. Pemerintah Uni Eropa juga memberlakukan pengujian acak terhadap penumpang yang datang dari Tiongkok, menguji dan mengurutkan air limbah di bandara dengan penerbangan internasional dan pesawat yang tiba dari Tiongkok.
IPCR mengatakan, bersama dengan Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), departemen urusan luar negeri Komisi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan terus memantau situasi epidemiologis di Uni Eropa dan perkembangan di China.
"Negara-negara anggota setuju untuk menilai situasi dan meninjau kembali langkah-langkah yang diperkenalkan pada pertengahan Januari 2023," kata IPCR dalam pernyataannya.
Baca juga:
- Otoritas Kesehatan AS Izinkan Pil Aborsi Dijual di Apotek Ritel
- Prancis Berencana Kirim Kendaraan Tempur Ringan AMX-10 RC, Presiden Zelensky Sebut Ukraina Perlu Tank
- Data COVID China Menunjukkan Tidak Ada Varian Baru, WHO Soroti Angka Kematian
- Ukraina Ingin PBB Tempatkan Pasukan Penjaga Perdamaian di PLTN Zaporizhzhia Meski Tanpa Persetujuan Rusia
Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan pekan lalu, saat ini tidak merekomendasikan tindakan terhadap pelancong dari China, karena varian yang beredar di China sudah ada di Uni Eropa.
ECDC juga mengatakan warga Uni Eropa memiliki tingkat vaksinasi yang relatif tinggi, sementara potensi infeksi impor rendah dibandingkan dengan infeksi harian di Uni Eropa, dengan sistem perawatan kesehatan yang saat ini sedang mengatasinya.