Penutupan Perdagangan Saham 2022, Sri Mulyani Harapkan 1.000 Perusahaan Tercatat di Bursa Efek
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa perjalanan pasar modal 2022 sebetulnya diharapkan bisa jauh lebih baik dibandingkan masa awal pandemi COVID-19.
Menurut dia, perjalanan sepanjang 2022 diwarnai oleh berbagai dinamika yang belum pernah dibayangkan sebelumnya, terutama dari aspek geopolitik.
“Dengan kerendahan hati bahwa tahun 2022 ini ujiannya sungguh luar biasa,” tutur dia di Jakarta pada Jumat, 30 Desember.
Meski demikian, ketidakpastian yang hadir telah bisa dilalui dengan baik oleh seluruh pelaku pasar modal. Menkeu pun bersyukur bahwa perdagangan bursa Indonesia mencatatkan beberapa prestasi dalam kondisi yang tidak mudah, seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah 7.318 pada 13 September lalu.
“Ini secara year on year (yoy) tumbuh 4,06 persen dan menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN,” tutur dia.
Menkeu menambahkan, kapitalisasi saham mencapai Rp9.500 triliun dan naik 15,2 persen. Belum lagi jumlah yang sudah IPO 825 perusahaan. Saya berharap bisa menembus 1.000 perusahaan,” kata dia.
Baca juga:
Bendahara negara juga menyampaikan apresiasi terhadap jumlah investor individual yang didominasi oleh kalangan muda (berusia di bawah 40 tahun) dengan porsi lebih dari 50 persen dari total 10 juta investor.
“Ini adalah gambaran yang luar biasa apabila kita meletakkannya dalam konteks 2022. Tahun ini, yang seharusnya momentum pemulihan ekonomi, banyak diwarnai pelemahan ekonomi di negara maju, seperti Amerika, Inggris, Jepang, dan bahkan di RRT,” ucap dia.
“Di sisi lain, kondisi geopolitik membuat disrupsi sisi suplai menjadi lebih akut, dan ini pasti dirasakan oleh bursa efek Indonesia secara langsung,” tegas Menkeu Sri Mulyani.