Pipa Gas PetroChina Meledak dan Sebabkan 8 Orang Alami Luka-luka, SKK Migas Turun Tangan

JAKARTA - Pipa gas milik PetroChina di Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung (Tanjab) Barat, dikabarkan meledak dan menyebabkan 8 orang pekerja mengalami luka-luka.

Kecelakaan terjadi saat para pekerja telah selesai melakukan perbaikan Trunk Line 12” di area NEB#9 yang berlokasi di Desa Pematang Buluh, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada Minggu 18 Desember pukul 01.45 WIB.

Field Manager Jabung Arief Hari Suseno mengatakan, saat ini PetroChina tengah melakukan investigasi lapangan untuk menemukan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Sampai saat ini, tidak ada dampak lingkungan yang ditimbulkan.

"Kejadian ini juga tidak berdampak terhadap produksi harian rata-rata minyak dan gas dari Wilayah Kerja Jabung," ujarnya dalam keterangan yang diterima VOI, Senin 19 Desember.

Sampai dengan Minggu malam pukul 20.00 WIB, lanjutnya, seluruh pekerja yang terluka berada dalam kondisi stabil dan telah mendapat penanganan medis yang diperlukan di Jambi. Enam orang pekerja akan dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut pada Senin 19 Desember, satu orang dengan luka ringan akan melanjutkan perawatan di rumah sakit di Jambi, dan satu pekerja lainnya telah diizinkan pulang dan tidak memerlukan perawatan lanjutan di rumah sakit.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Anggono Mahendrawan menyampaikan, bahwa saat ini tengah dilakukan pengawasan yang ketat atas insiden yang terjadi saat ini, dan akan terus memantau perkembangan dari investigasi lapangan.

“Kami terus memantau perkembangan di lapangan, sejauh yang kami ketahui dari tim lapangan bahwa kegiatan yang dilakukan tim PetroChina sudah sesuai dengan prosedur yang semestinya dan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ungkap Anggono.

Adapun saat ini perwakilan manajemen SKK Migas dan PetroChina telah meninjau langsung ke lapangan dan telah melihat secara langsung kondisi para pekerja yang mengalami luka. "Alhamdulillah saat ini semua sudah dalam kondisi stabil dan mendapatkan perawatan dengan sangat baik,” lanjut Anggono.

Dia juga menyebutkan bahwa akan memperketat pengawasan secara detail dan menyeluruh atas semua kegiatan yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sehingga insiden seperti ini diharapkan tidak kembali terjadi.

“Karna memang dalam hal menjaga produksi tetap stabil semua kegiatan hulu migas diwajibkan untuk tetap memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan,” tutup Anggono.