RMKE Siap Angkut Batu Bara Bukit Asam hingga 2,5 Juta Ton Pada 2023

JAKARTA - PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK) sepakat untuk menggarap 2,5 juta ton batu bara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Anak usaha PT RMK Energy Tbk (RMKE) itu juga berkomitmen meningkatkan garapannya sampai 1 juta ton setiap tahun mulai 2023.

Direktur Utama RMKE Tony Saputra mengatakan, melalui nota kesepahaman ini, Grup RMKE juga akan membangun dan merawat hauling road mulai dari tambang PTBA, menyediakan jasa logistik batu bara dari proses loading dan unloading angkutan kereta api, stockpile services, loading tongkang/barge hingga transshipment menuju mother vessel.

“Kolaborasi RMKE dan PTBA dapat menyempurnakan sinergi kedua belah pihak bersama PT KAI dalam mengimplementasikan pengangkutan batu bara yang seamless di Sumatera Selatan. Dengan solusi pelayanan jasa logistik RMKE yang terintegerasi dengan jalur kereta api milik PT KAI, PTBA dapat mengoptimalkan sumber batu baranya yang melimpah sehingga kerja sama ini memiliki mutual benefit bagi ketiga entitas," ujarnya dalam sambutan di Jakarta, Jumat 16 Desember.

Tony juga menjelaskan, kerja sama ini akan diimplementasikan pada April 2023. Dengan volume pengangkutan 2,5 juta ton pada 2023, dirinya yakin dapat memenuhi target.

"Nanti mulai April 2023 dan ada waktu beberapa bulan dan kami yakin bisa kejar minimal 2 juta ton," lanjutnya.

Direktur Operasional RMKE William Saputra juga menyampaikan, sinergi bersama PTBA dan PT KAI yang saat ini telah berjalan dengan baik dapat mengakomodasi RMKE untuk dapat meningkatkan volume jasa logistik hingga 70 persen dan penjualan batu bara hingga 2,5 kali lipat pada 2026 jika dibandingkan dengan target tahun ini.

Sementara itu Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, saat ini, PTBA juga bekerja sama dengan PT KAI untuk mengembangkan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV-2024.

Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III-2026.

"Kerja sama dengan RMKE ini sejalan dengan target PTBA untuk meningkatkan kapasitas angkutan dalam rangka percepatan monetisasi cadangan batu bara," ujar Arsal.