Usai Gagalkan Plot Kudeta Sayap Kanan: Aparat Jerman Gelar Penyelidikan, Penangkapan Bakal Berlanjut
JAKARTA - Aparat Jerman menargetkan penangkapan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang, seiring dengan penyelidikan terhadap kelompok sayap kanan yang menurut jaksa sedang bersiap untuk menggulingkan negara dan mengangkat mantan anggota keluarga kerajaan Jerman sebagai pemimpin nasional.
Seorang mantan anggota parlemen dari sayap kanan Alternatif Untuk Jerman (AfD) juga termasuk di antara mereka yang ditahan, menurut jaksa penuntut Jerman, seperti melansir Reuters 8 Desember.
"Berdasarkan pengalaman saya, biasanya ada gelombang kedua penangkapan," kata Georg Maier, menteri dalam negeri negara bagian Thuringia, Jerman timur, kepada penyiar Deutschlandfunk.
Pemimpin plot yang dituduhkan dan calon pemimpin mereka adalah seorang bangsawan bernama Heinrich XIII Pangeran Reuss, keturunan keluarga kerajaan Reuss di Thuringia. Berusia 71 tahun, dia bekerja sebagai pengembang real estat.
Baik House of Reuss maupun kantor Pangeran Reuss tidak menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, dua puluh lima tersangka anggota dan pendukung kelompok tersebut ditahan pada Hari Rabu, dalam penggerebekan yang melibatkan sekitar 3.000 personel keamanan, digambarkan Maier sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Jerman.
Sembilan belas dari tersangka komplotan ditahan pada Hari Rabu, sementara enam lainnya diperkirakan akan diadili di hadapan hakim pada Hari Kamis, kata jaksa penuntut.
Holger Muench, kepala kantor polisi federal, mengatakan kepada penyiar ARD pada Hari Kamis, jumlah tersangka dalam kasus ini sekarang mencapai 54 orang, dan angka itu dapat terus meningkat.
Polisi dalam penggerebekan mereka pada Hari Rabu menemukan peralatan mulai dari rompi pelindung hingga busur, senapan dan amunisi, kata Muench, serta rencana untuk membangun "komando perlindungan tanah air" dan bukti perekrutan.
"Kami memiliki campuran berbahaya dari orang-orang yang mengikuti keyakinan irasional, beberapa memiliki banyak uang, yang lain memiliki senjata dan rencana untuk melancarkan serangan dan memperluas struktur mereka," terang Muench.
Meskipun kelompok sayap kanan telah meningkat di Jerman, penemuan dugaan komplotan itu mengejutkan salah satu negara demokrasi paling stabil dan ekonomi terbesar di Eropa.
"Ini tidak terlalu bisa dimengerti: Anda mendengar tentang rencana semacam itu dari negara lain, tetapi untuk ini terjadi di luar pintu depan saya?" heran kata Melanie Merle, yang tinggal dekat dengan apartemen di ibu kota keuangan Frankfurt tempat Pangeran Reuss ditangkap.
"Pemerintah yang kita miliki tidak ideal, tapi mungkin lebih baik dari yang mereka rencanakan," tawanya.
Baca juga:
- Iran Mulai Hukum Mati Pengunjuk Rasa, Tuduhannya Melukai Aparat dengan Pisau dan Memblokir Jalan
- PBB Tuding Kelompoknya Tewaskan 131 dalam Pembunuhan di Kongo, Jubir Sebut M23 Ingin Penyelidikan Bersama
- Sebut Tantangan yang Dihadapi Sama, Menlu Retno: Hubungan Baik Pasifik-Asia Tenggara Jadi Fondasi Indo-Pasifik
- Kyiv Sebut Paket Mencurigakan yang Dikirim ke Misi Ukraina Berasal dari Jerman
Jaksa mengatakan kelompok itu terinspirasi oleh teori konspirasi negara bagian Reichsbuerger dan QAnon Jerman, yang pendukungnya termasuk di antara mereka yang ditangkap setelah penyerbuan Capitol AS pada Januari 2021.
Diketahui, anggota Reichsbuerger (Warga Reich) tidak mengakui Jerman modern dan perbatasannya sebagai negara yang sah. Beberapa mengabdi pada "Reich" (kekaisaran) Jerman kuno di bawah monarki, dengan beberapa juga berbagi ide Nazi dan percaya bahwa Jerman berada di bawah pendudukan militer.