Gempa M 6,1 di Garut Masuk Kategori Ini, BMKG: Akibat Adanya Aktivitas Lempeng Indo-Australia

JAKARTA - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu, 3 Desember, merupakan jenis gempa bumi menengah. Ini diakibatkan adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).

Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip), demikian yang dilansir Antara.

Daryono juga mengatakan, BMKG tak mendeteksi gempa susulan hingga pukul 17.20 WIB. Gempa susulan di Garut baru terjadi pukul 17.59 WIB.

BMKG sebelumnya mengumumkan bahwa gempa itu memiliki kekuatan M 6,4 sebelum akhirnya diperbarui menjadi M 6,1.Gempa terjadi pada Sabtu, 3 Desember, pada pukul 16.49 WIB.

Gempa itu dirasakan di wilayah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak. Sementara wilayah Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya merasakan getaran dengan skala III MMI yang dirasakan nyata di dalam rumah seakan truk berlalu.

Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo merasakan guncangan dengan skala intensitas II-III MMI atau dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut pantauan BMKG, gempa itu tidak berpotensi tsunami.

Daryono mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Warga juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak memiliki kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.