Perbedaan Orang yang Manipulatif dan Benar-benar Membutuhkan Dukungan, Begini Ciri-cirinya

YOGYAKARTA – Mendengar keluhan tanpa henti, mungkin membuat Anda merasa tak enak hati. Di satu sisi, ingin membantu di lain sisi khawatir dimanipulasi. Sebagai seseorang yang memiliki rasa empati, tentu Anda perlu mendapatkan perlakuan yang jujur dan dihormati. Tetapi bagaimana kalau ternyata mengeluh hanya untuk memanipulasi?

Erin Leonard, Ph.D., seorang psikoterapis dilansir Psychology Today, Senin, 28 November, membuat tiga daftar perbedaan mana sikap yang manipulatif dan jujur membutuhkan dukungan. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Bertujuan mengendalikan orang lain

Orang yang manipulatif, pada dasarnya mengeluh bertujuan untuk mengendalikan orang lain atau pendengarnya. Untuk itu, mereka ingin didengarkan bukan untuk mendapatkan dukungan. Bahkan, ia ingin menunjukkan keyakinan bahwa hidupnya lebih sulit daripada kehidupan orang lain dan bukan didasarkan empati.

Bedanya dengan orang yang benar-benar membutuhkan dukungan, mereka sering khawatir membebani pendengarnya. Ia juga aktif ketika berinteraksi, artinya komunikasi bukan satu arah tetapi saling. Mereka juga menginginkan umpan balik dan menerima empati.

Ilustrasi perbedaan orang manipulatif dan jujur yang perlu dikenali ciri-cirinya (Unsplash/Greg Raines)

2. Menyasar kebaikan

Dengan bertindak sebagai pihak yang rentan terluka, orang tersebut memiliki kesempatan untuk menimbulkan rasa bersalah. Dengan begitu, mereka menggunakan kesulitan sebagai alasan untuk mengeksploitasi kebaikan seseorang. Ini merupakan ciri-ciri seorang manipulatif yang perlu dikenali.

Sebaliknya, seseorang yang dengan tulus mengutarakan masalah, bukan untuk mendapatkan kebaikan orang lain. Tujuannya agar merasa dipahami dan tidak ada maksud terselubung ketika menceritakan masalahnya.

3. Berkaitan dengan pertanggungjawaban

Dilihat dari bagaimana seseorang melunaskan pertanggung-jawaban, bisa dikenali apakah mereka jujur atau sedang memanipulasi. Seseorang yang manipulatif, seringkali berusaha menghindari pertanggungjawaban dengan menggunakan kesulitan masa lalu sehingga orang lain merasa berempati dan memaklumi kalau tidak bertanggungjawab.

Di sisi lain, orang yang berjuang dengan tulus dan perlu memproses apa yang ia rasakan, biasanya bisa menjadi rentan. Kerentanan, jelas Leonard, adalah kapasitas untuk mengidentifiksi dan mendiskusikan emosi yang tidak nyaman dan menyusahkan. Karena jujur, mereka dapat mengidentifikasi, mengartikulasikan, dan memahami apa yang harus mereka selesaikan.

Meskipun Anda ingin membantu, tetapi penting untuk mengenali siapa yang memanipulasi dan siapa yang jujur. Karena agar tidak dimanfaatkan dan membangun relasi yang baik serta sehat secara emosional.