PLN Tingkatkan Penggunaan Produk Lokal Melalui One Stop Service
JAKARTA - PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Icon Plus memprioritaskan penggunaan produk lokal dalam ekosistem kendaraan listrik. Hal itu terbukti salah satunya melalui fitur Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang terdapat di dalam aplikasi PLN Mobile.
Manajer Manajemen Bisnis dan Produk PLN Icon Plus, Haidar Ahmad mengatakan, fitur EVDS pada aplikasi PLN Mobile hadir untuk mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Kalau bicara bisnis kita tidak hanya bicara produknya saja, tapi kita juga harus berbicara demandnya. Jadi kita sedang membangun Electrifying Lifestyle oleh ekosistem yang terintegrasi," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu 26 November.
Haidar menjabarkan, fitur EVDS ini mencakup pembentukan komunitas, stasiun pengisian, penukaran baterai, Marketplace, Test Drive, bahkan penyewaan kendaraan listrik.
Fitur ini diharapkan dapat mendorong belanja produk dalam negeri yang berimbas pada peningkatan angka TKDN. Apalagi, aplikasi yang terintegrasi ini juga merupakan hasil karya dalam negeri.
Baca juga:
- Gandeng Perusahaan Energi Arab Saudi, Pertamina NRE Kembangkan Kilang Tuban
- Kembali Ditunjuk jadi Dirut Pertamina, Ini 6 Capaian Strategis Nicke Selama Menjabat
- Wilayah Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Indonesia, Calon Ibu Kota Baru Juga Termasuk
- Proses Pembangunan Kilang GRR Tuban Sudah 49 Persen, Pertamina Rosneft Siapkan Proses Lanjutan Hingga 2023
"Alhamdulillah kami di PLN Icon Plus sudah melakukan upaya peningkatan TKDN pada ekosistem EV dari sisi teknologinya. Kami membangun sistem yang terintegrasi baik itu dari usernya maupun charger-nya itu kami bangun sendiri. Kami memulai semuanya dari nol, kami belajar bagaimana komunikasi antara sistem, server dengan charger," kata Haidar.
Menurutnya, ada beberapa komponen dari ekosistem kendaraan listrik yang memiliki potensi untuk dikembangkan di dalam negeri. Misalnya adalah material dan pengolahan kendaraannya, perakitan kendaraan, baterai, charger, pengembangan teknologi, hingga pengolahan limbah.
"Bicara TKDN kita tidak bisa bicara masing-masing, kita harus bicara bersama-sama collective action bagaimana material dan pengolahannya, bagaimana perakitannya, dan bagaimana teknologinya," jelas Haidar.