FIFA Terapkan Teknologi Semi-automated Offside di Piala Dunia Qatar, Apa Itu?

YOGYAKARTA – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menerapkan teknologi baru bernama semi-automated offside digelaran Piala Dunia Qatar 2022. Teknologi tersebut digunakan untuk melengkapi penggunaan Video Asistant Referee (VAR).

Dikutip VOI dari laman resmi FIFA, Minggu, 27 November 2022, teknologi semi-automated offside bisa membantu tim VAR untuk menentukan keputusan offside secara lebih cepat dan tepat, sehingga membantu alur permainan berjalan lebih lancar.

Presiden FIFA Giani Infantino mengatakan, teknologi semi-automated offside merupakan evolusi dari sistem VAR yang telah diterapkan di seluruh dunia.

“Di Piala Dunia FIFA 2018, FIFA mengambil langkah berani untuk menggunakan teknologi VAR di panggung terbesar dunia, dan itu terbukti sukses tak terbantahkan. Teknologi offside semi-otomatis merupakan evolusi dari sistem VAR yang telah diterapkan di seluruh dunia,” kata Gianni.

Dia mengklaim bahwa teknologi ini merupakan puncak dari penelitian dan pengujian khusus salaam tiga tahun untuk memberikan yang terbaik bagi tim, pemain, dan penggemar di Piala Dunia Qatar 2022.

Mengenal Teknologi Semi-automated Offside

Dikembangkan FIFA sejak 2019, pendeteksi offside semi otomatis baru kali pertama digunakan di ajang piala dunia. Sebelumnya, semi-automated offside sudah diujicobakan pada beberapa ajang, seperti FIFA Arabic Cup 2021 dan Piala Dunia Antarklub 2021.

Mekanisme kerja teknologi ini dengan menamkan chip di tengah bola. Selain itu, pendeteksi offside semi otomatis juga disokong oleh kamera khusus yang ditempatkan di sekitar stadion untuk melacak hingga 29 bagian tubuh pemain yang berbeda.

Selain itu, kamera yang dipasang di bawah atap stadion juga mengambil 50 titik data dari pergerakan pemain per detik untuk menghitung posisi tepat para pemain di lapangan. 29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua anggota tubuh dan ekstremitas yang relevan untuk melakukan panggilan offside.

Ilustrasi (Unsplash)

Berikutnya, FIFA juga memasang 12 kamera lain di bawah atap stadion untuk melacak pergerakan bola. Kamera ini juga membantu menentukan apakah pemain penyerang berada di depan bek terakhir saat pertandingan.

Tak hanya kamera, penggunaan teknologi semi-automated offside juga didukung dengan bola resmi Piala Dunia Qatar 2022 Al Rihla. Pasalnya, bola ini dibekali dengan sensor unit pengukuran inersia untuk bisa membantu deteksi offside.

Chip sensor diletakkan di tengah bola yang berfungsi mengirimkan data bola ke ruang operasi video hingga 500 kali per detik. Dengan demikian, deteksi titik tendangan bisa dilakukan dengan tepat dan akurat dalam pertandingan Piala Dunia 2022.

Dalam penerapannya, pengabungan data pelacakan tungkai pemain dan bola serta didukung kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan memberikan peringatan offside otomatis pada ofisial pertandingan di ruang operasi. Peringatan itu akan dikirimkan setiap kali bola diterima penyerang yang berada dalam posisi offside.

Usai mendapatkan peringatan offside semi otomatis, petugas video pertandingan di ruang operasi bakal memvalidasi keputusan tersebut, sebelum memberi tahu wasit di lapangan. FIFA mengklaim seluruh proses ini bisa dilakukan dalam hitungan detik.

Ketika wasit meniup peluit tanda offside, sistem akan langsung menampilkan gambar 3D untuk menunjukkan lokasi penyerang dan bek saat permainan sedang berlangsung. Gambar 3D ini kemudian akan ditampilkan di layar dalam stadion, serta dibagikan ke mitra penyiaran FIFA untuk menginformasikan semua penonton dengan cara sejelas mungkin.

Demikian informasi seputar teknologi semi-automated offiside yang diterapkan FIFA di Piala Dunia Qatar 2022.