IFAB akan Permanenkan Aturan 5 Pemain Pengganti di Pertandingan Sepak Bola
Ilustrasi pergantian pemain (Instagram@chelseafcvietnam)

Bagikan:

JAKARTA — Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) siap mempermanenkan aturan pergantian lima pemain dalam setiap pertandingan papan atas sepak bola internasional.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan IFAB di Doha, Qatar, pada Senin, 13 Juni. Pertemuan tersebut juga membahas rencana untuk menerapkan beberapa peraturan-peraturan lain.

Pergantian lima pemain sebelumnya digunakan dalam pertandingan resmi sepak bola pada masa pandemi COVID-19. Itu menggantikan aturan lawas yang mengizinkan hanya tiga kali pergantian pemain per laga.

Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan bahwa rencana mempermanenkan aturan pergantian lima pemain tersebut mengikuti dukungan kuat dari seluruh komunitas sepak bola. Nantinya masing-masing tim juga bisa memasukkan 15 nama pemain pengganti dan bukan 12 lagi.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, rencana penggunaan teknologi offside otomatis juga kemungkinan akan diperkenalkan tahun ini. Kemungkinan paling terbuka adalah Piala Dunia 2022 Qatar akhir tahun nanti.

”Kami sangat puas sejauh ini dan para ahli kami sedang mempelajarinya sebelum memutuskan apakah teknologi offside akan diperkenalkan untuk Piala Dunia,” kata Infantino dikutip AFP.

Ketua wasit FIFA Pierluigi Collina mengatakan dirinya yakin bahwa teknologi offside ini pada saatnya akan diperkenalkan untuk turnamen yang diikuti oleh 32 negara tersebut.

Sistem ini bekerja memantau 29 titik data pada anggota badan pemain untuk membuat model kerangka tiga dimensi yang ditinjau di pinggir lapangan oleh wasit.

Teknologi ini telah diuji pada Piala Arab FIFA tahun lalu di Doha dan Piala Dunia Antarklub pada Februari. Alat ini secara resmi dikenal sebagai ”semi-otomatis” karena masih wasit yang membuat keputusan akhir.

IFAB mengatakan bahwa penggunaan teknologi offside ini sebagai upaya untuk melawan meningkatnya jumlah serangan terhadap ofisial pertandingan.

”Kurangnya rasa hormat terhadap wasit dan keselamatan mereka diidentifikasi sebagai masalah global,” kata pernyataan IFAB.