Inpex Corporation Garap Blok Masela, Jepang Minta Dukungan Pemerintah Indonesia: Ini untuk Ketahanan Energi
BALI - Pemerintah Jepang menaruh perhatian pada kelanjutan proyek Lapangan Abadi Blok Masela, Maluku. Jepang mendukung penuh kelanjutan pengembangan lapangan abadi Blok Masela.
Adapun, perusahaan asal Jepang, Inpex Corporation merupakan operator yang menggarap Blok Masela tersebut.
Director-General, Natural Resources and Fuel Department Agency for Natural Resources and Energy (ANRE) Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) JAPAN Yuki Sadamitsu mengatakan, proyek di Lapangan Abadi Blok Masela memiliki potensi yang baik.
Lebih lanjut, Yuki mengatakan proyek Lapangan Abadi Blok Masela merupakan proyek simbolis. Di mana Inpex selaku perusahaan asal Jepang juga berkontribusi dalam ketahanan energi di kedua negara.
"Inpex, perusahaan Jepang juga berkontribusi dalam ketahanan energi di kedua negara, bersama Pertamina dengan mempromosikan proyek Abadi," ujarnya dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022, di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Jumat 25 November.
"Pemerintah Jepang akan terus mendukung proyek Abadi sebagai simbol kuatnya hubungan bilateral dan kerja sama antara Jepang dan Indonesia," kata dia.
Pada kesempatan ini, Yuki juga mengajak para petinggi perusahaan energi untuk turut mendukung upaya tersebut. Terutama pada bagian menjaga ketahanan energi di masa depan.
"Kami berharap pemerintah Anda juga akan mendukung Konsorsium Jepang-Indonesia ini. Saya ingin mengakhiri pesan saya dengan menekankan bahwa konvensi ini akan berkontribusi pada realisasi ketahanan energi dan emisi nol bersih," ucapnya.
China hingga Malaysia Tertarik Masuk
Diberitakan sebelumnya, perusahaan minyak dan gas (Migas) asal China, PetroChina Company Ltd. hingga perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas berminat masuk Blok Masela yang berada di Kepulauan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia. Menyusul, hengkangnya Shell yang semula ingin menggarap proyek tersebut.
Ketertarikan perusahaan China hingga Malaysia itu dibenarkan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
Baca juga:
Dwi mengatakan ada sekitar 4 perusahaan yang sudah ada pembicaraan. Namun, Dwi belum mengungkap rinci siapa saja perusahaan yang berminat masuk. Soal rencana masuknya perusahaan energi ke Blok Masela, Dwi menegaskan kalau itu perlu dikomunikasikan dengan Inpex asal Jepang. Pasalnya, Inpex merupakan operator di Blok Masela.
"Cukup banyak, misalnya etlis kita mengindikasikan ada 3 atau 4 gitu ya, tapi kan masing-masing punya persyaratan sendiri-sendiri yang harus dikolaborasikan dengan inpex itu sendiri," ujarnya disela-sela IOG Convention 2022, di Nusa Dua, Bali, Rabu, 23 November.
Teranyar adalah perusahaan asal China, Petrochina yang dikabarkan berminat menggarap Blok Masela. Dwi mengonfirmasi kabar tersebut, termasuk kabar Petronas yang sama-sama berminat.
"(Petrochina) Termasuk. Petronas termasuk," jelasnya.
Lebih lanjut, Dwi menargetkan akhir tahun ini sudah ada keputusan final perusahaan yang masuk ke Blok Masela, mengempit 35 persen hak partisipan (participant interest) Shell.
Dwi kembali menegaskan kalau seluruh pihak yang berminat masuk ke Blok Masela harus menjalin diskusi dengan Inpex selaku operator di sana. Dwi juga mengaku mendorong perusahaan-perusahaan lainnya untuk ikut menggarap.