IHSG Dibuka Menguat ke 5.967,34, Analis Rekomendasikan Saham BCA dan BSD

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini Senin 14 Desember. IHSG dibuka menguat 0,49 persen atau 29,01 poin ke level 5.967,34.

Membuka perdagangan, 119 saham menguat, 20 saham melemah, dan 50 saham stagnan. Volume perdagangan tercatat 116,46 juta lembar saham dengan nilai transaksi Rp165,58 miliar.

Pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan tren penguatan, setelah akhir pekan lalu mampu bertahan di teritori positif dengan penguatan 0,08 persen ke level 5.938.

Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad nafan Aji Gusta Utama, secara teknikal, IHSG masih memperlihatkan sinyal positif.

"Mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG, sehingga indeks berpeluang menuju level resistance terdekat," ujar Nafan dalam risetnya.

Dia menyebutkan, saat Ini IHSG memiliki rentang support-resistance di level 5.874-6.009. Nafan mengatakan, potensi penguatan lanjutan pada laju IHSG awal pekan ini bisa disikapi investor dengan mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sementara itu, menurut analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, peluang terjadi penguatan pada IHSG mulai terbatas. Adapun kisaran support-resistance yang dimiliki IHSG berada di posisi 5.863-5.998.

"Pergerakan IHSG terlihat sedang berada dalam rentang konsolidasi wajar," ucapnya.

Dia menyatakan, berlanjutnya capital inflow di bursa saham domestik memberikan sentimen negatif bagi pergerakan IHSG .

"Selama rentang konsolidasi belum dapat digeser ke arah yang lebih baik, maka peluang IHSG untuk terkonsolidasi masih cukup besar. Hari ini IHSG berpotensi bergerak terbatas," papar William.

Nah, di tengah potensi penguatan IHSG hari ini, William menyodorkan sejumlah saham yang bisa dimainkan pelaku pasar, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).