Pengamat Sebut KTT G20 Perlu Perluas Keterlibatan bagi Usaha Mikro
JAKARTA - Pengamat ekonomi Suroto mengatakan, KTT G20 sebaiknya perlu lebih memperluas keterlibatan usaha mikro yang jumlahnya diperkirakan kurang lebih 95 persen merupakan usaha rumah tangga.
“Acara seremonial semacam G20 itu dari segi event ya tidak banyak memberikan manfaat ekonomi (bagi usaha mikro). Hanya usaha menengah dan besar seperti hotel, transportasi, dan lain-lain yang berdampak,” ujar Suroto dikutip dari Antara, Jumat, 18 November.
Menurut Suroto, berbagai substansi kebijakan yang dihasilkan terkait dengan penyelenggaraan G20 tersebut seharusnya lebih bermanfaat secara meluas bagi usaha mikro, serta tidak hanya melihat dari sisi kepentingan pebisnis yang sudah mapan.
Dikatakan Suroto, usaha mikro di Indonesia memiliki motivasi pengembangan usaha yakni untuk bertahan hidup, hal ini karena saat ini dinilai belum ada kebijakan yang bagus dalam rangka menciptakan lapangan pekerjaan yang layak.
“Usaha mikro yang jumlahnya kurang lebih meliputi 95 persen dari rumah tangga Indonesia itu hidupnya kembang kempis. Hidup segan mati sungkan,” ujar Suroto.
Sebelumnya, pemerintah sudah memfasilitasi sejumlah UMKM Indonesia untuk unjuk gigi dalam rangkaian gelaran KTT G20, salah satunya melalui side event (acara sampingan) yang bertajuk Future SMEs Village guna dijadikan tempat bagi delegasi menikmati karya cipta nusantara.
Baca juga:
Selain itu pada acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), produk-produk UMKM juga berkesempatan menjadi suvenir resmi atau ofisial merchandise G20 sehingga produknya berpeluang dipesan oleh para delegasi yang datang dari beragam negara.