Pimpinan DPR Yakin Jokowi Usulkan Sosok Calon Panglima TNI yang Sesuai Kondisi Saat Ini
JAKARTA - Pimpinan DPR akan menunggu Presiden Joko Widodo mengirimkan surat presiden (Surpres) terkait calon Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada Desember mendatang.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meyakini Presiden Jokowi mempunyai pertimbangan sendiri untuk mengusulkan calon panglima sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini.
Meski publik membaca posisi panglima TNI akan jatuh ke tangan KSAL Laksamana Yudo Margono terkait tradisi rotasi antarmatra yang telah dilakukan sejak era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur.
"Bahwa ada ketentuan-ketentuan tidak tertulis itu boleh-boleh saja. Kemudian dijadikan kebiasaan (sesuai matra), tetapi kembali lagi terpulang pada situasi dan kondisi seperti apa yang dibutuhkan pada saat ini," ujar Dasco kepada wartawan, Jumat, 18 November.
"Kemudian mengusulkan yang tepat, mengenai calon tersebut untuk situasi dan kondisi pada saat ini," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam) Lodewijk F Paulus, mengatakan pihaknya akan menunggu Surpres tersebut hingga 25 November 2022.
"Kita masih menunggu karena ada dinamika, kita tahu kan presiden hampir enggak pernah pulang ke Jakarta. Habis mereka dari, katakan dari Amerika, terus kemaren ada G20, kemudian berangkat lagi ke Thailand, APEC," ujar Lodewijk kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 17 November.
Lodewijk mengaku mendapat informasi bahwa surpres pencalonan Panglima TNI sedang diproses pihak Istana. DPR, kata dia, hanya tinggal menunggu apakah Jokowi mengirimkan dua nama atau hanya calon tunggal.
"Kita tunggu, kita sudah ada informasi akan diproses karena waktu kita masih ada kok untuk proses ya. Mungkin kita tinggal tunggu aja apakah calonnya satu atau dua ya, kita menyesuaikan aja," ucapnya.
Lodewijk memastikan tidak ada faktor politis dalam penentuan Panglima TNI yang baru. Sebab, menurutnya, ketiga kepala staf TNI punya peluang yang sama untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
"Tidak ada (hal politis), karena presiden juga bagaimana mewadahi keinginan katakan angkatan, ada darat, laut, udara. Mungkin itu juga salah satu pertimbangan, profesionalisme ya jelas setiap Kepala Staf Angkatan udah hebat banget lah. Siapa yang cocok, semuanya cocok, ketiga-tiganya cocok," kata Lodewijk.