Remaja Palestina Tewas Ditembak Usia Tiga Warga Israel Dibunuh di Tepi Barat

JAKARTA - Seorang remaja Palestina ditembak mati pada Selasa, setelah tiga warga Israel tewas dalam dalam serangan di dekat permukiman Yahudi Ariel di Tepi Barat.

Tentara Israel mengatakan remaja itu seorang pria berusia 18 tahun, melakukan penikaman dan penabrakan terhadap tiga orang. Dia dilaporkan memiliki izin untuk bekerja di kawasan industri Ariel.

Selain korban tewas, tiga orang juga dirawat di rumah sakit, dengan dua dalam kondisi kritis.

Polisi mengatakan penyerang, dari desa Hares dekat Nablus, menikam dan melukai seorang penjaga di kawasan industri, sebelum menikam orang lain di pom bensin dan melarikan diri dari tempat kejadian dengan kendaraan curian, melansir The National News 16 November.

Lebih jauh diterangkan, dia ditembak mati oleh seorang tentara setelah menabrak orang lain dengan mobilnya. Sementara, aparat keamanan tengah mencari pihak-pihak yang terkait dengan pelaku.

Surat kabar Israel Haaretz mengidentifikasi penyerang sebagai Mohammed Souf. Tiga anggota keluarganya telah ditangkap, kata sumber-sumber Palestina kepada surat kabar itu.

Diketahui, tahun ini menjadi yang paling mematikan sejak 2006 di Israel dan wilayah pendudukan Palestina.

Sedikitnya 130 warga Palestina tewas dalam penggerebekan dan kekerasan di Tepi Barat, setelah gelombang serangan Palestina di Israel yang menewaskan 23 orang awal tahun ini.

Perdana Menteri terpilih Benjamin Netanyahu dalam unggahan di Twitter mengatakan berdoa untuk para korban, serta akan memperkuat pasukan keamanan di kawasan tersebut.

Sementara, berbicara di Knesset sebelum 120 anggota barunya dilantik, Presiden Isaac Herzog mengatakan serangan Ariel "tidak akan berhasil menggetarkan kekuatan dan kohesi Israel.

"Argumen domestik kita mencerminkan kekuatan demokrasi kita," katanya, sambil mendesak anggota parlemen untuk memperhatikan "minoritas yang takut kebutuhan mereka tidak masuk dalam agenda," mengutip Reuters.

Usai peristiwa tersebut, Menteri Pertahanan Benny Gantz bertemu dengan kepala angkatan darat dan dinas Intelijen Shin Bet setelah serangan itu.