Nostalgia Masa Lalu, Bantu Membangun Rasa Percaya Diri
YOGYAKARTA - Ingatan tentang masa lalu, tak jarang menciptakan suasana nostalgia. Pada sisi lain, ingatan pada masa-masa yang lebih baik bisa mendukung rasa keberhargaan diri dan pandangan mental secara keseluruhan. Menurut konselor dan profesor di Northern Illinois University, Suzanne Degges-White, Ph.D., nostalgia bisa membantu jadi rem ketika mengalami hari menakutkan dan bergerak cepat.
Untuk merasa aman, kadang kita membutuhkan sesuatu dari masa lalu. Selain pengetahuan dan selalu belajar dari masa lalu, momen lalu di mana segala sesuatu dalam hidup tampak tenang dan aman cukup membantu.
Mengutip Psychology Today, Minggu, 13 November, ketika kita memikirkan momen-momen sebelumnya dalam hidup, kita terlibat dengan nostalgia, yang dapat digambarkan sebagai apresiasi yang kaya secara emosional untuk waktu, peristiwa, atau hubungan sebelumnya yang memiliki asosiasi positif dan bahagia.
Misalnya, ketika Anda mengingat telah diasuh oleh orang tua atau pengasuh yang penuh kasih, Anda mungkin merasakan rasa aman dan hangat yang sama seperti yang Anda rasakan bertahun-tahun yang lalu, saat ini, pada saat itu. Saat Anda mengingat hubungan positif dan ruang kepuasan atau kegembiraan itu, Anda mungkin merasakan kehangatan fisik di hati Anda yang menyebar ke seluruh tubuh Anda, dan Anda bahkan mungkin menyadari bahwa Anda tersenyum sekarang saat mengingat saat itu.
Perasaan terhubung dengan masa lalu ini dapat memberi Anda dorongan batin yang memungkinkan Anda menangani tantangan atau rasa kesendirian yang Anda rasakan hari ini dengan lebih baik. Kita merasa lebih tangguh ketika kita merasa aman dan terhubung dengan orang lain.
Nostalgia memiliki "kekuatan super" untuk membantu kita merasa lebih baik tentang "sekarang" dengan menghubungkan kita dengan perasaan positif dari "lalu". Nostalgia dapat membantu kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri dan lebih mengendalikan situasi saat ini jika kita dapat menyalurkan kepositifan itu ke dalam tindakan nyata atau pola pikir yang dibingkai ulang tentang masa kini.
Meskipun terasa pahit mengingat masa-masa bahagia dan sukses di masa lalu, terutama saat dihadapkan pada kesepian atau kegagalan, penelitian menunjukkan bahwa ingatan ini bersifat transformatif—kita merasa lebih mampu menghadapi situasi stres saat kita memiliki ingatan positif untuk mendukung dan menopang kita.
Nostalgia dapat digunakan sebagai perisai terhadap gangguan kesehatan mental, dan bagaimana menggunakan nostalgia sebagai alat mendukung fungsi psikologis adaptif. Dengan menggunakan ingatan positif pada masa lalu sebagai sarana, maka berpotensi pada peningkatan rasa harga diri. Kalau dilihat secara menyeluruh, bahkan nostalgia bisa membangun kepercayaan kita untuk mengelola kondisi saat ini.
Pada pandangan yang lain, momen akrab kembali dengan masa lalu yang positif, disebut ‘momen Zen’ yang berguna untuk memperdalam penikmatan peristiwa tersebut. Dengan begitu, kita akan lebih menghargai hubungan yang dimiliki dan tempat yang menjadi bagian dari peristiwa tersebut.
Tetapi penting untuk membangun batasan dalam mengingat kembali masa lalu. Pesan Degges-White, jangan menyerah pada ingatan dan membahasnya tidak ‘apa adanya’. Kuncinya, nostalgia masa lalu bermanfaat dilakukan jika hanya sebatas untuk mempersiapkan kita di masa kini. Kalau lebih dari itu, bisa membuat kita menyesali pilihan-pilihan dan terjerembap pada efek negatif.