Menko Perekonomian Optimistis Pertemuan Sherpa, Mampu Hasilkan Leaders’ Declaration
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertemuan Sherpa, yang merupakan salah satu rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia, pekan nanti, akan mampu menghasilkan kesepakatan leaders’ declaration.
Leaders’ declaration merupakan komitmen dari para pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pascapandemi COVID-19.
"Rancangan deklarasi berisikan substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi," kata Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Badung, Bali, Sabtu, 12 November.
Selain berisi arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi, menurut Airlangga, deklarasi juga membahas mengenai ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini.
Airlangga menegaskan bahwa Indonesia sebagai perwakilan negara berkembang dan satu-satunya anggota G20 dari Asia Tenggara harus mengedepankan inklusivitas sekaligus mengajak negara-negara dalam bergotong royong melalui masa sulit.
Menurut Airlangga, dengan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 sebagai penunjuk arah, G20 harus mempertimbangkan solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung.
Baca juga:
- Bukan Iri, Tapi Surya Paloh Juga Ingin Anies Dimotivasi Jokowi
- Maskapai Penerbangan Etihad Hadirkan Produk Armani/Casa untuk Penumpang Kelas Bisnis
- Wijaya Karya: Progres Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara Telah Mencapai 97 Persen
- Makanan Pantangan Penderita Asam Urat dan Cara Menangani Penyakitnya
Sementara itu, Pertemuan Ke-4 Sherpa G20 yang sekaligus merupakan pertemuan terakhir menyongsong KTT G20 dalam Presidensi G20 Indonesia ini telah berlangsung di Jimbaran, Bali, sejak 11 sampai 14 November 2022.
Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia meliputi 12 working groups (WG) dan 10 engagement groups (EG).
Peran vital Sherpa Track sekaligus untuk mengadakan berbagai kegiatan lainnya, seperti culture and creative economy (budaya dan ekonomi kreatif), research and innovation ministers’ meeting (pertemuan para menteri riset dan inovasi), side event (acara sampingan), dan joint ministerial meeting (pertemuan tingkat menteri bersama).
"Selain unsur pemerintah, Indonesia juga secara aktif melibatkan kelompok nonpemerintah yang tergabung dalam G20 Engagement Groups," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa Track dan Finance Track Presidensi G20 Indonesia, Susiwijono Moegiarso.
Tujuan melibatkan pihak nonpemerintah, antara lain, untuk memastikan pembahasan upaya pemulihan ekonomi bersifat inklusif karena memperhatikan masukan dari kelompok di luar pemerintah.
Seluruh pembahasan dalam pertemuan itu, kata dia, juga akan meng-endorse concrete deliverables sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Presidensi G20 Indonesia dapat menghasilkan manfaat nyata.