Berisiko Tinggi: Dokter Rusia Sukses Angkat Peluru yang Tidak Meledak dari Dada Tentara Moskow, Tertembak di Ukraina

JAKARTA - Sebuah tim dokter militer Rusia melakukan operasi bedah yang unik, untuk mengeluarkan peluru yang tidak meledak dari dada seorang tentara yang terluka parah dalam perang di Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Sebuah tim ahli bedah dari Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk Distrik Militer Pusat, mengoperasi sersan junior Nikolay Pasenko di tempat klinik rawat jalan, Wilayah Belgorod, kata kementerian itu.

"Pasien dirawat dengan luka yang menembus dada. Pemeriksaan mengungkapkan, 'peluru ajaib' yang tidak meledak telah menembus tulang rusuk dan paru-paru, bersarang di dekat sumsum tulang belakang, antara aorta dan vena cava inferior dekat hati," sebut pihak kementerian dalam pernyataan, melansir TASS 11 November.

Risiko ledakan amunisi sangat tinggi. "Meskipun demikian, para dokter militer bersama dengan rekan-rekan sipil mengenakan pelindung tubuh di bawah pakai medis, melanjutkan operasi yang sangat rumit ini," ungkap kementerian.

Letnan Kolonel Dmitry Kim dari Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk yang melakukan operasi bedah unik ini mengatakan, pasien harus dioperasi di tempat karena risiko pendarahan fatal.

"Peluru yang tidak meledak tersangkut di antara aorta dan vena cava inferior yang dekat dengan jantung, bisa menyebabkan pendarahan fatal bahkan tanpa peledakan persenjataan. Keputusan dibuat untuk melakukan operasi secara lokal," jelasnya.

Setelah operasi, sersan junior Pasenko dikirim ke Moskow. Dia saat ini menjalani perawatan dan pemulihan di Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk.

"Dokter bedah memberanikan diri untuk melakukan operasi, saya menentangnya. Saya tidak ingin para dokter menderita karena amunisi bisa meledak. Para ahli bedah mengenakan rompi pelindung tubuh," tutur Pasenko.

"Dan sekarang Anda melihat saya duduk di depan Anda. Terima kasih saya kepada ahli bedah Dmitry Kim dan saya akan berterima kasih kepadanya selama sisa hidup saya. Dia menjawab: 'Jadi, kita akan meledak bersama.' Itu dia. Dia pria yang sangat berani," lanjut Pasenko.

Kementerian Pertahanan menerangkan, unit tentara tempat Pasenko disergap saat menjalankan tugas operasi militer khusus di Ukraina.

Di bawah tembakan beruntun pasukan musuh, sersan junior Pasenko turun dari kendaraan tempur infanteri dan melepaskan tembakan balasan.

Setelah mendengar ledakan, dia merasakan 'pukulan kuat' ke samping dan rasa sakit. Setelah itu, dia dievakuasi dan dikirim ke pusat medis.