Andi Arief Singgung Jokowi Terlalu Ikut Campur Urusan Parpol, PPP: Demokrat Jangan Baper, Santai Saja
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merespons pernyataan Kepala Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyinggung Presiden Joko Widodo terlalu ikut campur urusan partai politik (parpol) jelang Pemilu 2024.
PPP yang juga partai pendukung pemerintah ini menyarankan Demokrat tidak perlu terbawa suasana alias baper dengan ucapan Jokowi yang belakangan menyatakan dukungan terhadap sosok capres. Termasuk juga soal imbauan agar parpol saling memuji jangan saling menjatuhkan.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai pernyataan Presiden Jokowi terkait dukungan capres adalah hal wajar. Sebab, saat ini belum ada capres yang sudah mendaftarkan resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kalau sekarang belum ada capres, baru bakal capres. Saya kira pak Jokowi tidak sedang memihak capres atau bakal capres, ya," ujar Baidowi kepada VOI, Rabu, 9 November.
PPP, lanjut Baidowi, bahkan santai menanggapi ucapan Jokowi yang seolah mendukung Ketua Umum Gerindra dengan menyebut Pilpres 2024 jatah Prabowo Subianto.
"Kalau soal Pak Jokowi ngomong setelah ini si A, setelah ini si B, itu kan biasa saja. Kecuali nanti setelah terdaftar di KPU, setelah resmi jadi capres itu ndak boleh," kata pria yang akrab disapa Awiek itu.
"Kan enggak mungkin Pak Jokowi bilang, setelah ini saya lagi, karena periodenya kan sudah selesai. Kalau dalam posisi si A si B hari ini ya itu masih wacana," sambungnya.
Karena itu, Sekretaris Fraksi PPP di DPR ini menyarankan agar Demokrat tidak perlu baper menanggapi pernyataan-pernyataan Jokowi, apalagi soalnya dukungan kepada capres yang belum resmi. Lebih baik, sambung Awiek, Demokrat fokus dengan partainya yang sampai saat ini belum berkoalisi dan menentukan figur capres.
"Memang sudah ada yang jadi capres? Wong Demokrat aja capresnya belum ada. Kalau sudah ada itu sudah terdaftar di KPU. Jadi ndak usah baper, santai aja," kata Awiek.
Sebelumnya, Andi Arief menilai jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini terlalu mencampuri urusan partai politik (parpol) jelang Pilpres 2024.
“Partai memiliki kedaulatan. Sayangnya kedaulatannya sedang diganggu oleh kepentingan dari personal politik yang kita lihat Pak Jokowi terlalu mencampuri terlalu dalam kedaulatan partai-partai,” kata Andi Arief dalam keterangannya, Rabu, 9 November.
Andi menilai, gelagat Jokowi memicu perpolitikan Indonesia menjadi tidak sehat dan kondusifitasnya rawan. Sebab menurutnya, pihak yang memiliki hak menjadi peserta pemilu dan pilpres serta terlibat di dalamnya yakni partai politik, bukannya presiden.
“Ini yang menjadi tidak sehat,” kata Andi.