Promotor Suarakan Satu Pernyataan: Jangan Generalisir Semua Konser
JAKARTA - Gelaran festival musik di Indonesia terancam batal digelar. Pasalnya kelebihan kapasitas dari festival Berdendang Bergoyang membuat beberapa konser mulai ditangguhkan izinnya.
Padahal ada banyak festival skala nasional dan internasional yang digelar hingga akhir Desember 2022. Hal ini membuat Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) turut angkat bicara.
“Kami ingin bersama dengan para pelaku untuk berdiskusi agar tidak secara emosional buat acara tanpa tahu hulu hilir yang tepat. Harapan kami banyak promotor yang berkomunikasi dengan kita,” kaa Dino Hamid selaku Ketua Umum APMI.
“Apa yg terjadi kemaren bisa diperbaiki. Tapi jangan menghapus achievement yg kita raih selama beberapa bulan,” lanjutnya lagi.
Di antaranya banyaknya konser yang digelar, pihak APMI juga memperjuangkan agar tiga festival musik bisa mendapat izin agar bisa digelar.
Baca juga:
“Ada tiga festival: Soundrenaline, Head in the Clouds, dan Djakarta Warehouse Project. Secara rasional, harus diperjuangkan. Karena jika tiga event itu berhasil, maka Indonesia di mata dunia juga baik,” jelas Dino.
Soundrenaline merupakan festival musik ragam genre yang digelar sejak tahun 2002. Kemudian ada Head in the Clouds yang akhirnya mendapat titik terang setelah ditunda dua tahun karena pandemi, serta Djakarta Warehouse Project yang menjadi festival internasional dari Ismaya Live.
Mereka menyebut selain izin, ada beberapa aturan yang perlahan diubah lantaran kejadian pekan lalu. Di antaranya konser dilarang diselengggarakan secara indoor serta konser harus selesai pada 6 sore.
“Kami ingin memberi tahu bahwa dunia konser itu baik-baik saja tapi jangan digeneralisir karena satu acara. Industri hiburan itu bola salju yang memberi efek kepada ekonomi kita,” kata Dino Hamid.
Diketahui sejumlah konser memilih menunda atau membatalkan konser. Dewa 19 menunda konser perayaan 30 tahun mereka yang seharusnya digelar pada 12 November mendatang.