Sejarah Hari Ini, 3 November 1944: Kelahiran Putra Pertama Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra

JAKARTA – Sejarah hari ini, 78 tahun yang lalu, 3 November 1944, putra pertama dari Presiden Soekarno dan Fatmawati lahir. Guntur Soekarnoputra, namanya. Bung Karno senang bukan main. Apalagi ia telah mendambakan kehadiran anak laki-laki sedari dulu.

Sebelumnya, Soekarno telah menikah dengan Inggit Garnasih. Namun, Inggit tak mampu memberikan Soekarno keturunan. Keduanya sepakat berpisah. Perpisahan itu membuat Bung Karno segera merajut mimpi baru memiliki anak laki-laki dari Fatmawati. Impiannya pun terwujud.

Pertemuan Soekarno dan Fatmawati di Bengkulu penuh dinamika. Bung Karno sempat menjadikan Fatmawati sebagai anak angkatnya. Ia meluangkan banyak waktu kepada Fatmawati. Bung Karno dapat menjelma jadi segalanya. Orang tua, pelatih olahraga, teman diskusi, hingga guru.

Ia acap kali  mengajarkan banyak hal kepada Fatmawati, termasuk semangat anti-kolonialisme. Namun, lama-kelamaan benih-benih cinta menghampiri keduanya. Semuanya karena Fatmawati tumbuh menjadi insan memesona.

Soekarno segera mengutarakan perasaannya kepada Fatmawati. Bicara dari hati ke hati itu membuat Fatmawati luluh. Gelagat Soekarno segera diketahui oleh istrinya, Inggit Garnasih. Namun, Inggit sadar ia tak mampu memberikan anak kepada Bung Karno.

Guntur Soekarnoputra saat mengikuti lawatan ayahnya, Presiden Soekarno ke Amerika Serikat pada 1956. (Wikimedia Commons)

Inggit tak melarang keinginan Bung Karno untuk kawin dengan Fatmawati. Akan tetapi, Inggit meminta Bung Karno untuk menceraikannya terlebih dahulu. Keinginan itu dikabulkan Bung Karno.

“Ketahuilah Fat aku bingung untuk menjawab pertanyaan ibuku di Blitar, berulang kali beliau menyurati kapan ia diberi cucu laki-laki. Aku dalam pembuangan. Hanya kaulah seorang jadi penghiburku. Jika aku berada di Jakarta dapat aku berunding dengan Moh. Husni Thamrin atau Mr. Sartono dan lain-lainnya. Siapa yang akan memiliki buku-buku yang kamu lihat di kamarku itu?”

“Aku ingin satu anak laki-laki, satu saja, kalaupun lebih, syukur Alhamdulillah. Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda, tapi rasanya aku tak sanggup meneruskan jika kau tak menunggu dan mendampingi aku. Kamu cahaya hidupku untuk meneruskan perjuangan yang maha hebat dan dahsyat,” rayu Soekarno ditulis Fatmawati dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno (2016).

Soekarno pun menikah dengan Fatmawati pada Juni 1943. Tak lama kemudian, Fatmawati hamil. Soekarno senang bukan main. Ia lalu memberitahukan kepada ibu, bapak, dan kakaknya. Segenap keluarga Bung Karno langsung datang ke Jakarta dari Blitar.

Guntur Soekarnoputra duduk di antara ayahnya dan Presiden AS, Dwight Eisenhower. (Wikimedia Commons)

Pucuk dicinta ulam tiba. Tanda-tanda kelahiran anak pertama telah terlihat pada 3 November 1944. Bung Karno memanggilkan dokter ke rumahnya. Akhirnya, putra pertama Bung Karno dan Fatmawati lahir. Guntur Soekarnoputra, namanya.

“Di malam Fatma akan melahirkan kami menjamu tamu-tamu penting -- orang Jepang dan orang Indonesia. Fatmawati sibuk melayani sebagai nyonya rumah, akan tetapi kemudian dia mulai merasa sakit. Aku sendiri membimbingnya ke kamar dan memanggil dokter. Mulai dari saat itu aku tetap berada disisinya, pun tidak tidur barang satu kejap sampai ia memberikan kepadaku seorang putra yang tidak ternilai itu. Ku duduk di atas tempat tidur mendampinginya, memegang tangannya sementara ia melahirkan.”

“Aku bukanlah orang yang bisa tahan melihat darah, akan tetapi disaat dijadikannya seorang manusia idamanku ini adalah saat yang paling nikmat dari seluruh hidupku. Jam lima waktu subuh, ketika terdengar azan dari masjid memanggil umat untuk menyembah Tuhannya, anakku yang pertama, Guntur Sukarnoputra, lahirlah,” terang Bung Karno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965).