2 Rumah Sakit di Samarinda Siap Tangani Pasien Gagal Ginjal Akut
SAMARINDA - Dua Rumah Sakit di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yakni RSUD Inche Abdoel Moeis dan RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) dinyatakan siap untuk menerima pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak, meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus tersebut di daerah.
Direktur RSUD IA Moeis, dr Syarifah Rahimah mengatakan, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan internal rumah sakit dalam mempersiapkan penanganan kasus bila ada pasien dengan gejala sakit tersebut.
Pihak Kemenkes, kata Syarifah telah menyalurkan obat-obatan untuk menanggulangi kasus GGAPA. Namun obat-obatan tersebut diprioritaskan pada daerah yang telah teridentifikasi memiliki kasus GGAPA.
“Tidak semua daerah mendapatkan distribusi obat tersebut karena belum tentu terjadi kasus (GGAPA). Jadi di mana ada kasus yang memang perlu, langsung hand carry disampaikan,” ungkap Syarifah Rahimah di Samarinda dilansir ANTARA, Senin, 24 Oktober.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak, Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang melakukan penata laksanaan awal GGAPA merupakan rumah sakit yang memiliki paling sedikit ruangan intensif berupa High Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Syarifah menjelaskan RSUD IA Moeis telah memiliki Ruang Hemodialisa untuk fasilitas cuci darah. Dengan kapasitas 10 tempat tidur pasien. Layanan cuci darah dibuka setiap Senin hingga Sabtu untuk 20 pasien per hari dengan dua kali shift.
“Terlepas dari adanya kasus GGAPA atau tidak, apapun penyebabnya, karena infeksi atau hal lain, selama dokter yang menangani memberi advice untuk cuci darah, maka langsung kita fasilitasi,” terang Syarifah menjelaskan.
Baca juga:
Saat ini RSUD IA Moeis memang memiliki pasien gangguan ginjal pada anak. Namun ia menegaskan, pasien tersebut bukan termasuk kasus gangguan ginjal akut atipikal. Melainkan kasus gangguan ginjal biasa.
Terpisah, Kepala Unit Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, dr Arysia Andhina mengatakan pihaknya siap melayani pasien GGAPA.
Penempatan perawat di Ruang Hemodialisa RSUD AWS juga telah mendapat pelatihan sesuai standar Kementerian Kesehatan. Termasuk kesiapan dan peralatan Hemodialisa.
Saat ini belum ada pasien anak yang mengalami gangguan ginjal dirawat di RSUD AW Sjahranie.
“Belum ada kasus GGAPA, tapi sebagai upaya antisipai sebaiknya para orangtua berkonsultasi terlebih dulu ke dokter terkait larangan obat sirop. Karena tidak semua obat sirup tercemar,” kata Arysia.