Peringatan Jokowi Soal Jangan Sembrono Pilih Capres Diyakini Bukan untuk NasDem
JAKARTA - Partai NasDem meyakini peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal jangan sembrono atau sembarangan memilih calon presiden (capres) di Pilpres 2024 bukan untuk mereka.
Lagipula, partai besutan Surya Paloh itu memiliki tradisi mengumumkan calon yang diusungnya lebih dulu dari partai lain.
"Pernyatan Pak Jokowi bukan untuk NasDem," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Ahmad Ali dalam keterangan tertulisnya, Minggu, Minggu, 23 Oktober.
Ali mengatakan Jokowi juga sudah tahu kebiasaan tersebut. Bahkan, ia menyinggung saat Partai NasDem menjadi yang paling awal mendukung Jokowi menjadi capres di Pilpres 2014.
Hasilnya, keputusan NasDem memilih Jokowi sebagai pilot yang baru pada Pilpres 2014 dan juga 2019 merupakan keputusan yang tepat untuk Indonesia. "Tradisi tersebut sudah dimulai sejak Partai NasDem berdiri dan yang dicapreskan adalah Jokowi, yang saat itu seorang gubernur," tegasnya.
Baca juga:
Ali memastikan keputusan partainya mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024 tak begitu saja dilakukan. Sehingga, ia meyakini ultimatum yang disampaikan Jokowi bukan ditujukan bagi mereka.
"Jadi, kita tidak sembrono karena sudah melalui tahapan dan mekanisme yang sangat panjang," sambung Ali.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar partai politik tak sembarangan memilih capres yang akan diusungnya. Hal ini disampaikannya di puncak acara HUT ke-58 Partai Golkar pada Jumat, 21 Oktober.
Selain tampak Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto selaku tuan rumah hadir juga ketua umum maupun pejabat partai politik di Tanah Air. Mereka adalah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, hingga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Saya yakin, saya yakin, saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024. Meskipun tadi saya lihat sudah teriak semua Pak Airlangga Hartarto dan saya juga meyakini bahwa yang akan dipilih oleh partai Golkar, capres maupun cawapres ini adalah tokoh-tokoh yang bener,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Selanjutnya, usai acara, Jokowi mengatakan presiden yang terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan memimpin 273 juta rakyat Indonesia. Sehingga, semua partai tak bisa asal memilih.
"Saya sampaikan hati-hati dengan kalkulasi tidak sembrono," tegas eks Gubernur DKI Jakarta itu.