Pernah Kerja Sama Kembangkan LRT, Menhub Budi Karya Ajak Korsel Ikut Bangun MRT Jakarta Fase 4
JAKARTA - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengajak Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam membangun jaringan MRT Jakarta Fase 4.
"Kami sangat berharap Korea Selatan dapat berpartisipasi dalam pengembangan MRT Jakarta Fase 4 dan mengulang kerja sama baik yang pernah terjalin sebelumnya pada pengembangan LRT Jakarta fase pertama," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangannya dikutip Antara, Selasa 18 Oktober.
Di sela kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting di Bali, Senin 17 Oktober, Menhub menawarkan kepada delegasi Korea Selatan dan sejumlah negara anggota serta mitra wicara ASEAN sejumlah proyek perkeretaapian.
Adapun proyek perkeretaapian yang ditawarkan mencakup MRT Jakarta Fase 4, pengembangan LRT Jakarta, serta pengembangan LRT Bali.
Paralel dengan kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting di Bali, DJKA juga mengadakan rapat dengan K-Consorsium, yang merupakan konsorsium buatan Korea Selatan untuk menindaklanjuti usulan pembangunan MRT Jakarta Fase 4.
Baca juga:
- Butuh 10 Tahun bagi ASEAN-Uni Eropa Sepakati Perjanjian Udara di Bali
- Kemenhub Dalami Ketentuan Aturan Membawa Binatang Peliharaan di Pesawat Turkish Airlines
- Kemenhub Minta Semua Pemangku Kepentingan Dukung Upaya Peningkatan Efisiensi Logistik
- Menhub Apresiadi Kerja Sama Pemerintah, BUMN, dan Swasta Bangun Stasiun Tigaraksa dan Flyover
Dalam rapat tersebut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub Risal Wasal menyampaikan MRT Jakarta Fase 4 akan dibangun dengan koridor timur-barat dan direncanakan akan diintegrasikan dengan koridor utara-selatan yang sudah lebih dulu dibangun.
"Ada setidaknya tiga usulan trase yang dikaji pada kajian awal MRT Jakarta Fase 4, yaitu opsi I dari Bandara Soekarno-Hatta sampai dengan Jakarta International Stadium, opsi II dari Pondok Gede sampai dengan Joglo, serta opsi III dari TMII sampai dengan Fatmawati," kata Risal.
Risal menjelaskan bahwa masing-masing usulan opsi lintas tersebut memiliki potensi dan kendalanya masing-masing.
Kendati demikian ia menyampaikan bahwa telah dilakukan kajian awal untuk menyepakati opsi lintas yang akan ditawarkan kepada Korea Selatan.
Adapun berdasarkan kajian Multi-Criteria Analysis yang telah dilakukan, lintas yang paling memungkinkan untuk dibangun adalah lintas Fatmawati-TMII.
Hal ini disebabkan lintas Fatmawati-TMII memiliki hambatan paling sedikit dan melewati banyak pusat kegiatan masyarakat sehingga diharapkan dapat mengangkut lebih banyak orang dibandingkan opsi lintas lainnya.
Lebih lanjut Risal menyampaikan MRT Jakarta Fase 4 untuk lintas Fatmawati-TMII ini nantinya akan dibangun secara melayang dan bawah tanah.
"Koridor Fatmawati-TMII memiliki persentase jalan sempit sebanyak 31 persen sehingga jika dibangun secara melayang seutuhnya, akan memakan banyak sekali badan jalan," katanya.