Siapkan Bantuan Baru untuk Ukraina: Uni Eropa Bakal Latih 15 Ribu Tentara Kyiv, Anggarkan 500 Juta Euro untuk Pengiriman Senjata
JAKARTA - Para menteri luar negeri Uni Eropa diperkirakan akan menyepakati misi untuk melatih 15.000 tentara Ukraina mulai bulan depan, serta tambahan dana senilai 500 juta euro untuk pengiriman senjata ke Kyiv, saat mereka bertemu di Luksemburg pada Hari Senin.
Dua pejabat senior Uni Eropa mengatakan, pelatihan militer akan dimulai pada pertengahan November dan akan berlangsung di wilayah Uni Eropa, yakni di Polandia dan Jerman, melansir Reuters 17 Oktober.
Sebelumnya, beberapa negara Uni Eropa telah memberikan pelatihan pengopersionalan sejumlah senjata tertentu untuk pasukan Ukraina, dengan program ini direncanakan terus berlanjut.
Uni Eropa telah mendukung Kyiv sejak awal perang dengan bantuan keuangan dan, yang pertama bagi blok itu, bantuan militer.
Para menteri luar negeri akan setuju untuk menambahkan 500 juta euro (486 juta dolar AS) lebih lanjut, sebagai dana pengganti bagi negara-negara anggota Uni Eropa untuk senjata yang dikirim ke Ukraina. Sehingga, jumlah total yang dialokasikan untuk senjata untuk Kyiv menjadi lebih dari 3 miliar euro.
Iidak seperti tahap sebelumnya, uang tambahan juga akan menutupi biaya untuk perbaikan dan pemeliharaan senjata yang sudah dikirim ke Ukraina.
Selain dukungan keuangan dan militer, Uni Eropa juga memberikan dukungan berupa penolakan sekaligus mengecam pencaplokan empat wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson.
Baca juga:
- Kritik Yahudi AS, Donald Trump: Tidak Ada Presiden yang Berbuat Lebih Banyak untuk Israel Daripada yang Saya Lakukan
- Kementerian Pertahanan Inggris Sebut Ledakan Jembatan Krimea Memperumit Masalah Logistik Rusia
- Kyiv Diserang Drone 'Kamikaze', Pejabat Ukraina: Rusia Pikir Itu Membantu, Tapi Menunjukkan Keputusasaan
- Protes di Iran Terus Berlanjut: 240 Orang Tewas, Presiden Raisi Salahkan Joe Biden Menghasut Kekacauan dan Teror
"Rusia mengancam keamanan global," tulis pernyataan gabungan negara-negara anggota, yang mengutuk pencaplokan wilayah Ukraina akhir bulan lalu.
Uni Eropa tidak akan mengakui referendum ilegal "yang direkayasa Rusia sebagai dalih untuk melanggar lebih jauh kemerdekaan