Jika Pemerintah Butuh, Bio Farma Janjikan Produksi IndoVac Bisa 100 Juta Dosis pada 2023
JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma Persero Honesti Basyir mengatakan kapasitas produksi vaksin COVID-19 IndoVac dapat meningkat hingga 100 juta dosis pada 2023. Peningkatan produksi itu menyesuaikan kebutuhan pemerintah.
“Karena dibutuhkannya banyak, bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga ada rencana Indonesia untuk berikan hibah bantuan ke negara-negara tertentu, seandainya dibutuhkan di 2023, kita juga meningkatkan kapasitas 100 juta dosis,” kata Honesti dalam wawancara di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 13 Oktober.
Vaksin IndoVac yang diproduksi dalam negeri baru saja diluncurkan Presiden Jokowi di Pabrik PT Bio Farma Persero, Bandung, Kamis 13 Oktober. Jokowi juga meninjau penyuntikan perdana vaksin tersebut yang dilakukan tenaga kesehatan kepada penerima vaksin.
Baca juga:
- Bahas Pertahanan Pantai dengan Jepang, Panglima TNI Andika Pamer Indonesia Punya 27.000 Marinir
- Balasan NasDem ke Hasto PDIP Soal "Biru" Lepas dari Jokowi: Politik Rendahan Tidak Elegan!
- Ganjar-Airlangga Diprediksi Terwujud Jelang Pendaftaran Capres Cawapres 2024
- Pilot Batik Air Pukul Pramugara Turkish Airlines, Manajemen Lion Air: Dia Sedang Cuti, Itu Jadi Tanggung Jawab Pribadi Si Pelaku
Honesti menjelaskan, IndoVac dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yakni sebagai vaksin primer yakni bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 sama sekali. Kemudian juga sebagai vaksin dosis penguat atau "booster" dan vaksin COVID-19 bagi remaja dan anak-anak.
“Kita siapkan uji kinis untuk bisa diberikan ke remaja dan anak. Tentu nanti kita akan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan tapi memang desain untuk vaksin ini bisa dari usia 6 sampai 11 tahun, 12-17 tahun dan 18 tahun sampai ke usia berikutnya,” tuturnya.
Menurut Honesti, produksi vaksin IndoVac dapat menjadi "batu loncatan" bagi Bio Farma dan juga Indonesia karena saat ini di Tanah AIr sudah terdapat fasilitas dan kemampuan produksi vaksin COVID-19.
“Ternyata Indonesia pun sanggup untuk membikin fasilitas yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi. Saya berharap ini suatu spirit, milestone bagi Indonesua untuk mengurangi ketergantungan dari impor,” kata dia.
Sementara itu, Presiden Jokowi memandang kehadiran vaksin IndoVac sebagai buah kerja keras para sumber daya manusia (SDM) muda Indonesia yang menggarap pembuatan vaksin tersebut dari hulu sampai ke hilir.
"Ini memakan waktu, IndoVac dari awal sampai sekarang, satu setengah tahun. Sudah diam, enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac," ujar Jokowi.