Dandim Agam Sumbar Minta Maaf Kasus Anggota TNI Intimidasi Wartawan, Pelaku Diproses Hukum Militer

BUKITTINGGI - Komandan Komando Distrik Militer 0304 Agam, Sumatera Barat, Letkol Czi Renggo Yudi menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan di Kota Bukittinggi terkait tindakan anggota TNI yang diduga mengintimidasi dan memaki jurnalis saat sedang bertugas.

Selaku pimpinan TNI di Kota Bukittinggi, Dandim berjanji tetap memproses secara hukum militer terhadap anggota TNI inisial VJ yang diduga mengintimidasi wartawan untuk proses pendisiplinan.

"Saya sebagai atasan terhukum mewakili anggota dan kesatuan Kodim 0304 Agam meminta maaf atas ketidaknyamanan karena kesalahan salah satu anggota," kata Renggo Yudi saat bertemu puluhan wartawan dilansir ANTARA, Selasa, 11 Oktober.

Dandim sangat menyayangkan sikap dan respons dari VJ ketika berhadapan dengan seorang jurnalis TV nasional benama Wahyu Sikumbang ketika meliput peristiwa kecelakaan sepeda listrik di lapangan kantin yang membuat satu korban tersiram minyak goreng karena tertabrak saat menemani kakaknya berjualan.

"Saya sangat menyayangkan, perlu evakuasi ke internal, pembinaan satuan, kita tekankan bahwa seluruh anggota akan selalu berkomunikasi baik di lapangan bersama wartawan setelah ini," katanya.

Dandim memastikan proses hukum tetap dilanjutkan terhadap VJ, meskipun dia sudah dipertemukan dengan Wahyu dan wartawan lainnya, bahkan berjabatan tangan dan saling memaafkan.

"Sekali lagi, saya minta maaf, saya punya banyak anggota yang tentunya banyak sifat dan watak. Mungkin saat kejadian yang bersangkutan sedang ada masalah atau kondisi tidak stabil," kata Dandim.

Dandim mengatakan anggota TNI berinisial VJ telah ditindak yang termasuk dalam pelanggaran hukum disiplin tidak murni. Jika terbukti bersalah bisa diberikan hukuman teguran atau penahanan yang diikuti sanksi administratif, seperti penundaan lanjutan pendidikan bahkan penurunan pangkat.

"Saya ingatkan seluruh anggota untuk tidak mencoreng nama baik TNI bersama rakyat, akan kami evaluasi. Kami diberikan wewenang memberikan hukuman, tapi jika sudah mengarah pidana akan ditindaklanjuti ke peradilan militer," katanya.

Wahyu Sikumbang mengatakan peristiwa yang dialaminya menjadi akumulasi kejadian yang hampir sama dari VJ ke beberapa wartawan sebelumnya.

"Ini sebenarnya sudah akumulasi dari kejadian yang hampir sama dilakukan beberapa waktu lalu rekan wartawan juga dimaki saat membuat berita tentang dugaan perjudian di pasar malam lapangan kantin. Hal yang sangat disayangkan adalah saat berita viral anggota TNI menjadi korban penganiayaan oknum anggota motor gede, kami mendukung tindak lanjut hukum seadil-adilnya kepada korban melalui liputan berulang, tapi malah wartawan juga dimaki oleh oknum ini. Harusnya berterima kasih, ini malah sebaliknya," katanya menjelaskan.

Kejadian itu bukanlah satu kesalahan komunikasi dan bisa jadi bentuk dari kearoganan.

"Jadi, saya menyimpulkan ini bukan kesalahan komunikasi, tidak mungkin salah yang sama berulang kali. Jelas ini bentuk kearoganan dari oknum yang sama, tapi karena sudah diselesaikan baik-baik dan sudah ada permintaan maaf, saya maafkan dan semoga tidak terulang lagi," pungkasnya.

Pertemuan antara wartawan di Kota Bukittinggi bersama Dandim Agam berakhir dengan jabat tangan dan berpelukan antara VJ dengan Wahyu Sikumbang.