Cara Menghitung Modal Kerja untuk Mencegah Defisit Anggaran

YOGYAKARTA – Cara menghitung modal kerja merupakan hal penting yang harus diektahui seseorang ketika merintis sebuah usaha.

Dengan adanya informasi soal modal kerja, Anda bisa menentukan apakah sebuah perusahaan dapat membayar kewajiban jangka pendeknya dan dalam waktu berapa lama.

Perusahaan yang modal kerjanya kurang, bakal memilki masalah di kemudian hari. Oleh sebab itu, perhitungan modal kerja sangat berguna untuk melihat apakah kegiatan bisnis sudah berjalan cukup efisien saat memanfaatkan sumber daya perushaaan.

Cara Menghitung Modal Kerja

Sebelum memasuki pembahasan cara menghitung modal kerja, Anda perlu mengetahui apa itu modal kerja.

Dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan utang lancar untuk membiayai kegiatan usaha (working capital). Dengan demikian dapat dikatakan rumus menghitung modal kerja = aktiva lancar – utang lancar.

Secara lebih rinci, berikut cara menghitung modal kerja, sebagaimana dihimpun VOI dari berbagai sumber:

  1. Menghitung Aktiva Lancar

Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang mudah dicairkan dalam bentuk uang dan digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

Contoh dari aktiva lancar yakni kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, piutang penghasilan, dan persedian barang dagang.

Rumus menghitung aktiva lancar = kas/setara kas + investasi jagka pendek, piutang dagang + piutang penghasilan + persediaan barang dagang

  1. Menghitung Utang Lancar

Utang lancar merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Utang lancar meliputi utang dagang, utang yang harus dibayar, dan wesel bayar.

Cara mengitung utang lancar adalah dengan menjumlahkan utang dagang, utang pajak, utang jangka pendek dan utang-utang lainnya yang ada dalam laporan neraca.

  1. Menghitung Besaran Modal Kerja
Ilustrasi modal kerja (Pixabay)

Seperti yang sudah disinggung di atas, modal kerja didapat setelah dilakukan pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Contoh perhitungan modal kerja adalah sebagai berikut:

  • Sebuah perusahaan X memiliki aktiva lancar Rp30.000.000 dan utang lancar Rp.15.000.000. Sehingga modal kerja perusahaan X yang dihitung berdasarkan rumus di atas adalah Rp15.000.000. Sisa dana ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, membayar utang jangka panjang, atau dibagikan kepada pemegang saham.

Anda perlu waspada jika jumlah utang lancar lebih besar dari aktiva lancar. Sebab, hal ini menandakan defisit modal kerja.

Defisit modal kerja bisa menjadi petunjuk bahwa perusahaan mengalami insolven (keadaan tidak dapat membayar utang atau kewajiban keuangannya dengan tepat waktu).

Kendati insolven bisa diatasi dengan mengajukan restrukturisasi utang, namun kondisi ini menandakan adanya masalah dalam perusahaan.

Tips Menghindari Defisit Modal Kerja

Agar perusahaan Anda tidak mengalami defisit modal kerja dan insolvensi, lakukan beberapa hal berikut ini:

  • Mengelola tagihan dengan baik agar semua pelanggan mambayar tagihan tepat waktu. Apabila ada masalah tunggakan, tawarkan diskon bagi yang membayar tepat waktu.
  • Lunasi utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo.
  • Jangan membeli aktiva tetap (aset yang memiliki bentuk fisik, seperti pabrik atau gedung baru) dengan utang jangka pendek. Pasalnya, aktiva tetap susah dicairkan dalam bentuk uang tunai. Kondisi ini dapat memengaruhi modal kerja.
  • Pertahankan jumlah persediaan barang yang ideal agar tidak kekurangan atau kelebihan. Kelola persediaan barang dengan metode just in time agar lebih efisien.

Demikianlah informasi seputar cara menghitung modal kerja. Semoga bermanfaat!