Bio Farma akan Kembangkan Produk Recombinant Factor VIII

JAKARTA - PT Bio Farma (Persero), badan usaha milik negara (BUMN) bidang farmasi dan kesehatan, mendapatkan hak eksklusif untuk pengembangan bersama blood product Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global, setelah menandatangani kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma.

"Kerja sama dengan ProFactor Pharma akan semakin memaksimalkan inovasi dan kinerja Bio Farma, terutama terkait visi dan misi untuk menghasilkan produk life sciences berkualitas international standard dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai belahan dunia," kata Direktur Utama Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dalam siaran pers pada Rabu.

Bio Farma akan berperan sebagai manufaktur eksklusif untuk suplai global produk Recombinant Factor VIII, di mana penjualan dan pemasaran eksklusif pada teritori ASEAN 6 yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Vietnam serta India.

"Kerja sama Bio Farma dan Profactor Pharma adalah dalam bentuk co-development/pengembangan bersama serta transfer teknologi Recombinant Factor VIII yang dikembangkan oleh expert-expert ProFactor Pharma dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, dalam proses produk biologi dimulai dari proses hulu (upstream) hingga proses hilir (downstream)," kata Honesti.

Bio Farma adalah perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang aktif mengembangkan vaksin dan produk sains kehidupan lain. Dengan kapasitas produksi hingga 3,5 miliar dosis serta mampu menghasilkan 14 jenis antigen vaksin untuk keperluan Indonesia dan global.

Dalam kerja sama ini, Bio Farma mendapatkan batu loncatan lisensi produksi dan penjualan eksklusif produk Recombinant Factor VIII untuk pengobatan hemophilia A di ASEAN6 dan India.

"Ini tentunya akan sangat bermanfaat secara nasional maupun global," kata Honesti.

Sementara itu, direktur Profactor, David Brown, mengatakan kerja sama Bio Farma dan ProFactor ini akan meningkatkan pelayanan kepada publik khususnya pasien hemophilia yang 75 persen terdiagnosa belum memperoleh pengobatan karena tingginya harga produk.

"Teknologi rekombinan ini membuat proses pembuatan blood product (Recombinant Factor VIII) akan menjadi lebih cepat dengan harga terjangkau," kata Brown.

Recombinant Factor VIII diindikasikan untuk perawatan perdarahan pada orang dewasa dan anak-anak dengan hemofilia a dan kondisi lainnya.

Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah herediter terbanyak di dunia saat ini. Terdapat 2 jenis hemofilia yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A terjadi akibat mutasi gen faktor VIII dan menyebabkan defisiensi faktor VIII.

Insiden hemofilia A adalah 1:5.000–10.000 (secara global) dari kelahiran bayi lelaki. Sebanyak 80 persen dari seluruh kasus adalah hemofilia A, sedangkan sisanya adalah hemofilia B (defisiensi faktor IX).