Putri Sulung Iwan Budi Sebut Pelaku Pembakaran Ayahnya Tidak Layak Disebut Manusia

SEMARANG – Di lokasi penemuan kerangka Iwan Budi, ASN Pemkot Semarang yang tewas dibakar di kawasan Marina Semarang pada Kamis sore 29 September, tim LPSK menemukan sepucuk surat yang tergeletak di tumpukan tanah.

Surat itu ditulis oleh putri Sulung Iwan Budi, Theresia Alvita Saraswati atau Saras, ditemukan di antara tumpukan bunga yang ditabur anak istri ASN tersebut di lokasi pada Selasa, 20 September lalu.

Saat dihubungi awak media, Saras membenarkan bahwa dirinya yang menulis surat itu.

Lebih lanjut Saras dan anggota keluarga yang lain telah mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus meninggalnya Iwan Budi pada aparat penegak hukum.

“Kami keluarga mempercayakan kepada pihak kepolisian semoga amanah. Kami tahu mungkin proses tidak mudah karena harus kumpulkan bukti dan saksi-saksi,” kata Saras, Jumat, 30 September.

Ia optimis dan berharap penuh polisi bisa mengungkap kasus ini. Menurutnya, papanya meninggal tak wajar.

“Harapan kami cepat terungkap siapa yang merenggut papa kami dari sisi kami. Siapa sih yang tega sekeji itu? Wajarnya kan kalau orang meninggal, kita masih bisa melihat (wujudnya). Tapi ini kok harus kehilangan dengan cara seperti ini, kenapa harus dibakar dan dihilangkan bagian tubuhnya?,” jelasnya.

Ia mengaku heran atas kelakuan tersangka. Ia menyebut tersangka tak layak disebut manusia.

“Kami percaya proses hukum. Kami tunggu. Kami juga percaya pada hukum alam. Jika misal pelaku tidak bisa ditangkap karena ada manipulasi atau rekayasa, ya kami ikhlas dan kami percaya Tuhan. Karma tidak akan salah alamat,” terang dia.

Diberitakan sebelumnya, tim LPSK mengunjungi lokasi penemuan kerangka Iwan Budi di kawasan Marina Semarang pada Kamis sore 29 September. Di lokasi itu petugas menemukan sepucuk surat yang tergeletak di tumpukan tanah.

Diketahui, surat itu ditulis oleh putri Sulung Iwan Budi, Theresia Alvita Saraswati atau Saras. Surat ditemukan di antara tumpukan bunga yang ditabur anak istri ASN tersebut di lokasi pada Selasa, 20 September lalu.

Begini isi surat tersebut: 

Dear Papa Iwan tersayang

Sebelumnya saras tidak percaya akan kehilangan papa dengan cara seperti ini. Semua terasa mimpi pa.. saras tau semua orang pasti akan berpulang. Tapi kenapa papa adalah orang pilihan yang harus berpulang dengan cara tragis seperti ini pa? Mungkin ini juga merupakan ujian iman untuk kami keluarga, saras sampai marah dan kecewa pa, kenapa harus papa dan keluarga yang jadi orang- orang pilihan nya ??

Tapi makin kami membuka mata dan hati, semua pasti ada tujuan dan makna dari nya pa...

Lewat sepucuk surat ini Saras ingin menyampaikan kasih tulus untuk papa...

Pa, menjadi putri pertama papa Iwan adalah berkat dan keajaiban luar biasa bagi Saras. Terima kasih ya pa untuk segala kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan cinta kasih papa sejak Saras lahir ke dunia fana ini. Terima kasih untuk segala pengorbanan dan dedikasi papa untuk keluarga, rasa syukur padanya.

Maaf pa . Untuk segala kekecewaan mu pada Saras untuk segala tutur kata,....., Kekecewaan dan harapan papa untuk Saras yang sempat terjadi.

Pa, kami sekeluarga dan saras sudah memaafkan kesalahan papa semasa hidup

Pa, sekarang tidurlah dengan kedamaian abadi bersama Bapa di Surga. Tinggalkanlah semua perkara dunia fana dan ingatlah saja kenangan bahagia keluarga kita. Kami akan belajar untuk ikhlas pa...

Saat ini tanda bukti cinta kasih kami untuk papa hanya bisa melalui untaian doa untuk mengiringi perjalanan papa menuju kediaman-Nya

Besok jenazah papa akan kami jemput. Papa ikut kami pulang ya, jangan di sini lagi :(

Beristirahatlah dengan damai papaku tercinta, perjuanganmu si dunia fana ini telah usai. Saras janji akan menjaga mama, kembar, dan Sandra. Saras janji akan berjuang meneruskan kehidulan fana ini berbekal cita2, harapan, dan nasihatmu pa. Jagalah kami dari kejauhan 🖤 Kita akan selamanya tetap ber-6.

Kami yang mencintaimu

Iwan Fams :

Mama onee

Ayas

Andra

Andre

Sandea