Ada Potensi Pengembangan di Hilirisasi Mineral, Indonesia Rayu Korea Selatan untuk Tanam Investasi
JAKARTA - Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengajak pengusaha Korea Selatan untuk turut menggarap peluang investasi hilirisasi di Indonesia menyusul potensinya yang melimpah.
"Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang besar, yang mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kami mengundang para pengusaha untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan nilai tambah untuk pengembangan ke depan, seperti baterai dan storage (penyimpanan)," katanya dalam Indonesia-Korea Future Industry Business Plaza 2022 yang dikutip Antara, Rabu 28 September.
Agus menuturkan Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin kerja sama di bidang energi dan mineral yang telah ditandatangani pada tahun 2002.
Kedua negara memiliki berbagai potensi kerja sama di bidang ketenagalistrikan, energi baru terbarukan, dan mineral. Salah satu kerja sama yang telah disepakati adalah pilot project charging system untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Indonesia, lanjut Agus, juga telah menjalin kerja sama untuk menggarap pengembangan critical mineral (mineral kritis), khususnya bertukar informasi pengelolaan sumber daya mineral kritis.
Dalam kesempatan yang sama, President of Southeast Asia-Oceania Head Office KOTRA Jongseob Lee berharap hubungan antara Korea Selatan dengan Indonesia sebagai satu-satunya anggota G20 di Asia Tenggara, bisa terus terjalin erat dan berkembang.
Baca juga:
Lee menilai jelang 50 tahun hubungan Indonesia-Korea, nilai perdagangan kedua negara telah meningkat hingga 100 kali lipat. Semua itu, kata dia, dapat dicapai dengan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.
"Menjelang 50 tahun Indonesia-Korea, kerja sama ekonomi kedua negara akan membuka halaman baru," katanya.
Sementara itu Direktur Jenderal KOTRA Jakarta Jang-hee Lee mengatakan pihaknya berperan menjadi jembatan bagi perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Indonesia untuk menjalin kerja sama ekonomi, terutama di bidang ekspor, impor, dan investasi
"Korea Selatan akan melanjutkan kolaborasi yang melibatkan industri dengan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik dan baterai sekunder sebagai bagian dari Environmental Social Governance (ESG) untuk mendukung kebijakan keberlanjutan Indonesia," kata Lee.
Indonesia merupakan salah satu mitra penting bagi Korea Selatan, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan Korea Selatan dan Indonesia tercatat sebesar 15,3 miliar dolar AS pada Januari hingga Juli 2022. Angka tersebut tumbuh 49,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yakni 10,2 miliar dolar AS.
Pencapaian tersebut membuat Indonesia menjadi negara ASEAN sebagai mitra dengan nilai perdagangan terbesar kedua dengan Korea Selatan.
Adapun komoditas utama yang yang diperdagangkan kedua negara berupa bahan bakar mineral, minyak mineral dan produk; mesin dan peralatan listrik; dan baja; bijih, terak, dan abu; dan plastik.