Penyebab Menangis dan Tertawa Bersamaan, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

YOGYAKARTA - Pengaruh pseudobulbar (PBA) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan keadaan tiba-tiba tak terkendali dan tertawa atau menangis yang tidak pantas. Pengaruh pseudobulbar biasanya terjadi pada orang dengan kondisi atau cedera neurologis tertentu, yang mungkin memengaruhi cara otak mengontrol emosi. Kira - kira menangis dan tertawa bersamaan apakah normal?

Jika Anda memiliki pengaruh pseudobulbar, Anda akan mengalami emosi secara normal, tetapi terkadang Anda akan mengekspresikannya dengan cara yang berlebihan atau tidak pantas. Akibatnya, kondisi tersebut bisa memalukan dan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda.

Pengaruh pseudobulbar sering tidak terdiagnosis atau disalahartikan sebagai gangguan mood. Namun, setelah didiagnosis, pengaruh pseudobulbar dapat dikelola dengan obat-obatan.

Penyebab Menangis dan Tertawa Bersamaan

Ilustrasi Tertawa dan Menangis (Unsplash)

Tanda utama afek pseudobulbar (PBA) adalah ledakan tangis atau tawa yang sering, tidak disengaja dan tidak terkendali, yang dilebih-lebihkan atau tidak terkait dengan keadaan emosi Anda. Tawa sering berubah menjadi air mata. Suasana hati Anda akan tampak normal di antara episode, yang dapat terjadi kapan saja. Menangis tampaknya menjadi tanda PBA yang lebih umum daripada tertawa.

Tingkat respons emosional yang disebabkan oleh PBA seringkali mencolok, dengan tangisan atau tawa yang berlangsung hingga beberapa menit. Misalnya, Anda mungkin tertawa tak terkendali dalam menanggapi komentar yang agak lucu. Atau Anda mungkin tertawa atau menangis dalam situasi yang menurut orang lain tidak lucu atau menyedihkan. Respons emosional ini biasanya mewakili perubahan dari cara Anda merespons sebelumnya.

Karena afek pseudobulbar sering melibatkan tangisan, kondisi ini sering disalahartikan sebagai depresi. Namun, episode PBA cenderung berdurasi pendek, sementara depresi menyebabkan perasaan sedih yang terus-menerus. Juga, orang dengan PBA sering kekurangan ciri-ciri depresi tertentu, seperti gangguan tidur atau kehilangan nafsu makan. Tapi depresi adalah umum di antara mereka yang memiliki pengaruh pseudobulbar.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda merasa menderita PBA, bicarakan dengan dokter Anda. Jika Anda memiliki kondisi neurologis, Anda mungkin sudah dirawat oleh dokter yang dapat mendiagnosis PBA. Spesialis yang membantu termasuk neuropsikolog, ahli saraf, dan psikiater.

Diduga banyak kasus pengaruh pseudobulbar tidak dilaporkan dan tidak terdiagnosis karena kurangnya kesadaran tentang kondisi tersebut.

Penyebab

Pengaruh pseudobulbar (PBA) biasanya terjadi pada orang dengan kondisi neurologis atau cedera, termasuk:

Stroke

Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)

Sklerosis multipel (MS)

Cedera otak traumatis

penyakit alzheimer

penyakit Parkinson

Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, penyebab PBA diyakini melibatkan cedera pada jalur neurologis yang mengatur ekspresi eksternal emosi (mempengaruhi).

Komplikasi

Gejala parah dari pengaruh pseudobulbar (PBA) dapat menyebabkan rasa malu, isolasi sosial, kecemasan dan depresi. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan Anda untuk bekerja dan melakukan tugas sehari-hari, terutama ketika Anda sudah mengatasi kondisi neurologis.

Setelah mengetahui menangis dan tertawa bersamaan, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!