Estimasi Jadwal Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dan Negara Asia Pasifik Lainnya

JAKARTA - Progres vaksin COVID-19 di dunia makin mendekati final. Sejalan dengan berbagai uji coba tingkat akhir yang dilakukan banyak produsen vaksin, pekerjaan yang harus segera dimulai adalah menyusun rencana distribusi vaksin ini ke seluruh dunia. Di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, kapan vaksin-vaksin akan tersedia? Dan jika tersedia, vaksin apa saja itu?

Dikutip CNA, Kamis, 26 November, produsen vaksin asal Amerika Serikat (AS), Pfizer bersama BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca telah merilis data uji coba bulan ini. Hasilnya menunjukkan vaksin potensial yang mereka kembangkan efektif mencegah penyakit COVID-19.

Selanjutnya, jika regulator menyetujui salah satu vaksin dalam beberapa pekan mendatang, distribusi dapat segera dimulai dengan pemerintahan di seluruh dunia. Perusahaan optimis dengan efektivitas vaksin. Namun regulasi dan distribusi global adalah persoalan lain.

Banyak negara di dunia yang tak ingin menerima vaksin dalam jumlah besar di awal. Kami akan mengulas estimasi jadwal distribusi, termasuk soal kesepakatan pasokan yang diumumkan sejauh ini, serta bagaimana uji klinis yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

1. Australia

Australia telah setuju membeli 135 juta dosis vaksin. Rinciannya, 34 juta dibeli dari AstraZeneca, 40 juta dari Novavax, 51 juta dari CSL Ltd. dan sepuluh juta sisanya dipasok dari Pfizer.

Pasokan vaksinasi dari AstraZeneca nampaknya adalah yang terdepan. Otoritas mengumumkan Januari dan Februari sebagai tanggal masuknya pasokan pertama.

2. China

China belum mengumumkan kesepakatan vaksin apapun dengan produsen dari Barat. Kemungkinan paling dekat adalah vaksin AstraZeneca yang mungkin disetujui pada pertengahan 2021.

Mitra China, Shenzhen Kangtai Biological Products berencana memastikan kapasitas produksi tahunan setidaknya seratus juta dosis vaksin pada akhir 2020. Lainnya, vaksin Pfizer/BioNTech yang berada di satu unit kerja dengan Shanghai Fosun Pharmaceutical Group baru mengumumkan rencana uji coba tahap dua.

Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding membawa kandidat vaksin Rusia Sputnik V dan merencanakan uji coba tahap awal. China juga telah menyetujui tiga kandidat vaksin yang dikembangkan oleh pengembang dalam negeri, Sinovac dan Sinopharm.

Dua lubang itu akan dimanfaatkan untuk program penggunaan darurat. Bagi Sinopharm, mereka kini tengah menunggu persetujuan bersyarat untuk penggunaan publik umum di tahun ini.

3. Taiwan

Taiwan bertujuan mengamankan sekitar 15 juta dosis pada awalnya, baik melalui skema COVAX ataupun membeli langsung dari pembuat vaksin.

Taiwan juga membuka kemungkinan membeli tambahan 15 juta dosis. Yang jelas pemerintah berharap untuk memulai vaksinasi pada kuartal pertama tahun depan.

4. Filipina

Filipina kini sedang mengintensifkan pembicaraan dengan AstraZeneca. Filipina menargetkan setidaknya 20 juta dosis.

Seluruh dosis itu kemungkinan tiba di Filipina pada kuartal kedua tahun depan. Filipina berharap mengunci total 60 juta dosis.

Kemungkinan, kekurangan 40 juta dosis itu akan diambil dari Pfizer atau Sinovac atau mungkin keduanya. Yang jelas, Filipina tengah menjalin komunikasi juga dengan dua perusahaan tersebut.

Pembuat vaksin dapat mengajukan permohonan persetujuan dengan regulator negara meskipun tidak ada uji klinis yang dilakukan di Filipina.

5. Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk dalam daftar 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah. Artinya Indonesia mungkin akan memiliki akses vaksin melalui COVAX untuk 20 persen populasinya.

Persentase itu sama dengan sekitar 106 hingga 107 juta dosis jika setiap penerima vaksin mendapat dua suntikan. Indonesia kini juga tengah menguji vaksin Sinovac.

Indonesia juga tengah bersiap memulai vaksinasi massal. Staf medis dan para pekerja garis depan lain akan jadi prioritas di akhir Januari, paling cepat.

6. Vietnam

Seorang pejabat pemerintah mengatakan vaksin dari COVAX hanya akan mencakup 20 persen dari populasinya. Vietnam kemungkinan besar memiliki kesempatan untuk mendapat kesepakatan terpisah segera karena permintaan secara keseluruhan sangat tinggi.

7. Bangladesh

Bangladesh menandatangani kesepakatan dengan Serum India untuk membeli 30 juta dosis vaksin AstraZeneca. Bangladesh juga berharap menerima 68 juta dosis dari GAVI dengan tingkat subsidi, kata seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Bangladesh.