DPRD Bogor Minta  Pemkab Perbaiki Fasilitas Terdampak Pergerakan Tanah

BOGOR - DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meminta pemerintah setempat segera memperbaiki kerusakan fasilitas umum terdampak  bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Babakanmadang.

"Segera diverifikasi fasum yang menyangkut kebutuhan masyarakat yang rusak apa, agar segera dibantu proses perbaikannya," ungkap Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rudy Susmanto saat meninjau lokasi bencana bersama Forkopimda Kabupaten Bogor dilansir ANTARA, Jumat, 16 September.

Dia juga meminta masyarakat yang terdampak agar sementara tidak mendiami rumahnya, khawatir ada pergeseran tanah susulan. Wasekjen Partai Gerindra itu menyebutkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang rumahnya hanya beberapa ratus meter dari lokasi bencana, menyediakan tempat pengungsian.

"Saat intensitas hujan masih tinggi, kita mengimbau ke masyarakat untuk tidak mendiami dulu rumah yang terdampak. Pak Prabowo menyiapkan tempat untuk pengungsi. Apabila tidak cukup, beliau pun menyiapkan tempat," ujarnya.

Rudy menerangkan berdasarkan kajian awal kondisi geologis tanah di Bojongkoneng cenderung labil.

Dia juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, segera membuat peta mitigasi bencana serta mendata area yang bisa dijadikan pemukiman atau tempat relokasi.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG), Ferrari Pinem mencatat sedikitnya ada 10 kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang memiliki potensi tinggi bencana akibat pergeseran tanah.

"Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan kawasan rawan gerakan tanah, diantaranya topografi wilayah tersebut, asumsinya semakin curam tentu akan semakin rentan terjadinya gerakan tanah," ujarnya.

Menurutnya, 10 ke kecamatan tersebut yaitu Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Citeureup, Babakanmadang, Sukamakmur, Tamansari, Tenjolaya, Cijeruk dan Cigombong.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko menyebutkan, pergeseran tanah yang terjadi sejak Rabu (14/9) siang itu menyebabkan kerusakan setidaknya 23 bangunan dan bagian jalan sepanjang satu kilometer.

Ada 24 warga yang mengungsi akibat pergeseran tanah yang terjadi di Desa Bojongkoneng.

"Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK, kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa," kata Aris.