Bermula dari Kuda yang Hampir Berontak, Begini Awal Kereta Meriam yang Membawa Jenazah Raja Inggris Ditarik Prajurit Angkatan Laut

JAKARTA - Ratusan anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris, bersiap untuk menjadi salah satu unsur vital dalam pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin pekan depan, melanjutkan tradisi upacara pemakaman kenegaraan.

Tim yang terdiri dari 98 pelaut Angkatan Laut Kerajaan yang dikenal sebagai Sovereign's Guard, akan menarik peti mati Ratu Elizabeth di kereta meriam berusia 123 tahun menggunakan tali putih pada prosesi pemakaman ke Westminster Abbey di London.

Sementara, 40 pelaut lainnya berbaris di belakang kereta untuk bertindak sebagai rem. Bagaimana ini semua bermula?

Tradisi dimulai dengan Ratu Victoria. Pada tahun 1901, peti mati Ratu Victoria akan dibawa dengan kereta meriam melalui jalan-jalan Windsor. Tetapi dalam cuaca yang sangat dingin pada Bulan Februari itu, kuda-kuda yang akan menariknya panik dan berdiri, 'mengancam' akan menjatuhkan peti mati dari kereta, dilansir dari The National News 16 September.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris berlatih dengan Kereta Meriam untuk pemakaman Ratu Elizabeth II. (Sumber: royalnavy.mod.uk)

Melihat hal tersebut, Kapten Pangeran Louis dari Battenberg, yang belakangan menjadi First Sea Lord of the Royal Navy, turun tangan dan menyarankan kepada raja baru, Raja Edward VII, agar dinas senior turun tangan.

Mengutip Naval Historical Society of Australia, Pangeran Louis memerintahkan Komandan Angkatan Laut Lieutenant Algernon Boyle, agar pelautnya dipersiapkan untuk menarik kereta meriam. Sebelumnya, sekitar 100 pelaut di bawah Boyle dipersiapkan untuk berbaris di sisi jalan Stasiun Windsor.

Setelah ini disetujui, kuda-kuda dilepaskan dan tali improvisasi dipasang ke kereta meriam, yang beratnya 3.000kg (2,5 ton), untuk kemudian para pelaut yang akan menggerakan kereta tersebut.

Menariknya, seluruh proses transisi dari kuda ini dikatakan berlangsung tanpa kegaduhan dan hanya memakan waktu lima menit saja.

Tim pelaut yang dibawa pun mampu memastikan peti mati dibawa dengan aman selama sisa rute hingga tiba di Kastil Windsor.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris berlatih dengan Kereta Meriam untuk pemakaman Ratu Elizabeth II. (Sumber: royalnavy.mod.uk)

Hanya sembilan tahun kemudian, pada pemakaman Raja Edward VII, rutinitas baru itu diabadikan sebagai tradisi yang telah diikuti di semua pemakaman kenegaraan sejak itu, termasuk pemakaman Raja George V dan Raja VI, Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill dan upacara pemakaman Lord Louis Mountbatten, putra Kapten Pangeran Louis dari Battenberg.

Bagi para prajurit Angkatan Laut Kerjaan Inggris, menjadi "kehormatan, hak istimewa dan tugas" mereka untuk terlibat dalam prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II.

"Untuk semua orang dalam parade, mereka akan memiliki momen refleksi dan kehormatan untuk dapat memiliki melayaninya, serta momen kesedihan. Kita semua akan merasakan banyak emosi. Dia (mendiang Ratu) akan sangat berarti bagi kita semua dengan cara yang sangat berbeda, kita semua akan tersentuh oleh kehadirannya dalam beberapa cara," tutur Laksamana Muda Jude Terry, yang bertanggung jawab atas perencanaan pemakaman Angkatan Laut dan merupakan laksamana wanita pertama.

Diketahui, Ratu Elizabeth II akan dimakamkan berdampingan dengan sang suami, Pangeran Philip Duke of Edinburgh di Kapel Memorial Raja George VI, Kapel St George, Kastil Windsor.