Makin Seru! Jelang Sidang Lawan Twitter Elon Musk Ubah Gugatannya Setelah Simak Laporan Zatko
JAKARTA –Pertempuran hukum antara CEO Tesla, Elon Musk dengan Twitter Inc., terus berlanjut, bahkan makin panas. Kedua pihak kembali mengeluarkan tuduhan yang akan membuat pertempuran bisa melebar semakin jauh.
Terbaru Kamis 15 September, Miliarder Elon Musk menuduh Twitter Inc telah melakukan penipuan dengan menyembunyikan kelemahan serius dalam keamanan data perusahaan media sosial. Musk menyatakan tuduhan ini akan memungkinkan dia untuk mengakhiri kesepakatan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS (Rp659 triliun) untuk membeli Twitter.
Musk, orang terkaya di dunia, mengubah gugatannya yang sebelumnya diajukan dengan mengadopsi tuduhan oleh seorang whistleblower Twitter, yang mengatakan kepada Kongres pada Selasa lalu tentang campur tangan pada platform media sosial yang berpengaruh oleh agen asing.
Kepala eksekutif Tesla Inc ini juga menuduh bahwa Twitter menyembunyikan darinya sesuatu yang hal itu tidak sesuai dengan perjanjian 2011 dengan Komisi Perdagangan Federal mengenai data pengguna.
"Tak perlu dikatakan, pengungkapan terbaru memperjelas bahwa Pihak Musk memiliki hak penuh untuk meninggalkan Perjanjian Penggabungan - karena berbagai alasan yang cukup independen," kata tuntutan balik dari pengacara Musk yang diubah, seperti dikutip Reuters.
Baca juga:
Musk mengatakan klaim pelapor, yakni mantan kepala keamanan Twitter Peiter "Mudge" Zatko, merupakan pengungkapan sebuah upaya penipuan dan pelanggaran kontrak oleh Twitter.
Musk telah meminta hakim Delaware untuk menyatakan bahwa dia tidak berkewajiban untuk menutup kesepakatan akuisisi, sementara Twitter ingin hakim memerintahkan Musk untuk membeli perusahaan itu seharga 54,20 dolar AS per saham. Sidang lima hari dijadwalkan akan dimulai pada 17 Oktober.
Twitter mengatakan telah melakukan penyelidikan internal atas tuduhan Zatko dan memutuskan bahwa tuduhan itu tidak pantas. Perusahaan mengatakan Zatko dipecat karena kinerja yang buruk.
Pengacara Twitter mengatakan di pengadilan bahwa pelapor mengklaim bahwa Musk terlibat dalam kasusnya bukan alasan untuk mengakhiri perjanjian kesepakatan atau gagal memenuhi standar penipuan.