Bertemu Presiden Xi Jinping di Uzbekistan, Vladimir Putin Puji Posisi China Terkait Perang Rusia-Ukraina

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dapat memahami koleganya, Presiden China Xi Jinping memiliki pertanyaan dan kekhawatiran tentang situasi di Ukraina, tetapi memuji pemimpin China atas apa yang dia katakan sebagai posisi 'seimbang' dalam konflik tersebut.

Selain menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi, perang Rusia-Ukraina berdampak pada ekonomi global, khususnya kenaikkan harga pangan dan energi.

Pada pertemuan tatap muka pertama mereka sejak perang, Presiden Xi mengatakan dia sangat senang bertemu 'teman lama', lagi setelah Presiden Putin mengatakan upaya Amerika Serikat untuk menciptakan dunia unipolar akan gagal.

"Kami sangat menghargai posisi seimbang dari teman-teman China kami dalam hal krisis Ukraina," kata Presiden Putin kepada Presiden Xi, melansir Reuters 16 September. Pertemuan Presiden Putin dan Presiden Xi berlangsung di sela-sela KTT  Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan.

Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh. (Sumber: Kremlin/TASS)

"Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda tentang hal ini. Dalam pertemuan hari ini, kami tentu akan menjelaskan posisi kami, kami akan menjelaskan secara rinci posisi kami tentang masalah ini, meskipun kami telah membicarakan hal ini sebelumnya," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada wartawan, pembicaraan yang berlangsung secara tertutup tersebut berjalan sangat baik.

"Penilaian kami terhadap situasi internasional benar-benar bertepatan, tidak perbedaan sama sekali," ujarnya.

"Kami akan terus mengoordinasikan tindakan kami termasuk di Majelis Umum PBB yang akan datang," tandasnya.

Sementara itu, Presiden Xi sendiri tidak menyebut Ukraina dalam sambutan publiknya.

Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh. (Sumber: Kremlin/TASS)

Terpisah, televisi pemerintah yang dikontrol oleh Partai Komunis China CCTV melaporkan, Beijing bersedia memberikan dukungan kuat kepada Rusia untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan intinya.

China diketahui menahan diri untuk tidak mengutuk operasi Rusia terhadap Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, sejalan dengan Kremlin yang menyebut perang itu sebagai operasi militer khusus.

Terakhir kali Presiden Xi dan Putin bertemu langsung, hanya beberapa minggu sebelum invasi 24 Februari, mendeklarasikan kemitraan tanpa batas dan menandatangani janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.

"China bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk memainkan peran utama dalam menunjukkan tanggung jawab negara-negara besar, dan untuk menanamkan stabilitas dan energi positif ke dunia yang kacau," tutur Presiden Xi kepada Presiden Putin.

Diketahui, sejak menjadi Presiden China tahun 2013, Xi telah 39 kali bertemu Presiden Putin. Sementara, Ia belum pernah bertemu Presiden AS Joe Biden sejak dilantik Januari 2021 lalu.