Gandeng Sandbox, Bank DBS Terjun ke Metaverse

JAKARTA – Salah satu bank terbesar di Singapura, DBS, baru-baru ini dilaporkan terjun ke metaverse. DBS mengumumkan kerja sama dengan perusahaan pengembang metaverse terkemuka, The Sandbox.

Kemitraan tersebut ditujukan untuk merancang pengalaman metaverse yang interaktif. Ini merupakan bagian dari roadmap DBS dalam memperluas eksplorasi Web3 untuk konsumennya.

Dalam pengumuman resmi dari pihak bank, DBS BetterWorld bertujuan untuk menyoroti pentingnya “membangun dunia yang lebih baik dan lebih berkelanjutan, dan mengundang orang lain untuk ikut serta.” Sebagai bagian dari kesepakatan, DBS berencana untuk mengakuisisi sebidang real estat digital berukuran 3×3 di metaverse The Sandbox - LAND - yang akan dikembangkan dengan elemen-elemen imersif.

Menurut CEO DBS, Piyush Gupta, teknologi metaverse secara fundamental dapat mengubah cara bank berinteraksi dengan pelanggan dan komunitasnya.

“Kemitraan kami dengan The Sandbox dan Animoca Brands menandai dimulainya kolaborasi yang menarik saat kami mendorong batas-batas dari apa yang mungkin terjadi di metaverse,” kata Gupta, dikutip dari CryptoPotato.

“Kami juga berharap dapat memanfaatkannya sebagai platform inovatif tambahan untuk menyebarkan berita tentang isu-isu ESG yang penting dan menyoroti komunitas dan mitra yang melakukan pekerjaan baik untuk mengatasinya,” tambahnya.

Selain itu, bank DBS juga mengungkapkan rencananya untuk bekerja sama dengan berbagai kalangan, termasuk pemerintah, masyarakat, bisnis, dan ruang teknologi guna menjajaki peluang untuk  menampilkan DBS BetterWorld dengan platform digital yang baru-baru ini dirilis, LiveBetter.

Langkah DBS ini ditujukan untuk memajukan kehidupan yang lebih sadar akan lingkungan di kalangan konsumen. DBS juga memastikan pengembangan DBS BetterWorld akan netral karbon.

Kemitraan ini terjadi hanya sehari setelah profil Instagram The Sandbox diretas. Laporan menunjukkan bahwa penyerang mencoba mencuri NFT Bored Ape Yacht Club dari beberapa pengguna di platform media sosial.

Setelah berhasil melewati otentikasi dua faktor (2FA) perusahaan dan langkah-langkah keamanan lainnya, para peretas mengubah URL situs web profil untuk mempromosikan giveaway palsu. Namun, tidak lama kemudian akun Instagram sudah kembali pulih seperti sebelumnya.