Bantu Korban Banjir Pakistan, Dubai Kirim 33 Ton Bantuan Kemanusiaan
JAKARTA - Dubai, Uni Emirat Arab mengirimkan gelombang pertama bantuan dari International Humanitarian City (IHC) ke Pakistan, untuk membantu para korban banjir mematikan.
Pengiriman pertama melibatkan tiga pesawat militer C130 yang mengangkut 33 ton bantuan kemanusiaan dan barang-barang perlindungan, dari persediaan badan pengungsi PBB di Dubai ke Karachi.
Para pejabat mengatakan, bantuan itu, yang merupakan bagian dari jembatan udara kemanusiaan yang didirikan antara Dubai dan Pakistan, akan bermanfaat bagi 13.600 orang, melansir The National News 6 September.
Bantuan tersebut meliputi persediaan medis dan kesehatan dasar, yang akan membantu mengurangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh genangan air di daerah banjir, serta persediaan kebersihan pribadi dan makanan bagi mereka yang terkena dampak krisis.
Pada Hari Kamis, Sheikh Mohammed bin Rashid, wakil presiden dan Penguasa Dubai, memerintahkan bantuan senilai 13,6 juta dolar AS untuk dikirimkan ke Pakistan.
Selama minggu mendatang, sembilan penerbangan tambahan akan mengangkut bantuan lebih lanjut ke negara itu atas nama mitra IHC, termasuk Program Pangan Dunia PBB, Organisasi Kesehatan Dunia, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Baca juga:
- Kremlin Sebut Pertemuan Putin-Zelensky Mungkin Dilakukan, Asal Ada Landasan Kesepakatan
- Rusia Sebut Amerika Serikat Berada di Balik Krisis Pasokan Gas Eropa
- Temui Ratu Elizabeth II, Liz Truss Terima Tugas Bentuk Pemerintahan Baru
- Presiden Biden Enggan Cap Rusia Sebagai Negara Sponsor Terorisme, Kremlin: Bagus
Diketahui, banjir dalam beberapa pekan terakhir telah mempengaruhi sebagian besar Pakistan. Provinsi selatan Sindh, di mana Karachi adalah ibu kotanya, telah terkena dampak paling parah.
Lebih dari 1.300 orang telah tewas dan jutaan orang kehilangan rumah, akibat banjir yang disebabkan oleh hujan muson yang luar biasa lebat yang oleh banyak ahli dituding sebagai penyebab perubahan iklim.
Terpisah, menanggapi bencana yang sedang berlangsung, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan lalu meminta dunia untuk berhenti 'berjalan sambil tidur' melalui krisis. Dia berencana mengunjungi daerah yang dilanda banjir pada 9 September.