Satu Tersangka Penusukan Massal di Kanada Ditemukan Tewas, Saudaranya Masih Diburu Polisi
JAKARTA - Aparat kepolisian Kanada mengatakan salah satu tersangka dalam penusukan massal ditemukan tewas, sementara tersangka lainnya yang masih saudara, diduga mengalami cedera dan masih menjadi buronan.
Kedua bersaudara itu diduga membunuh 10 orang dan melukai 18 lainnya, dalam aksi penusukan yang mengguncang kawasan adat di Saskatchewan pada Hari Minggu.
Serangan itu termasuk yang paling mematikan dalam sejarah modern Kanada. Polisi mengatakan beberapa korban tampaknya menjadi sasaran, sementara yang lain tampaknya acak.
Damien Sanderson (31) ditemukan tewas di James Smith Cree Nation, sementara saudaranya Myles Sanderson (30) "mungkin mengalami cedera dan mungkin sedang mencari perawatan medis," kata Rhonda Blackmore, komandan Saskatchewan Royal Canadian Mounted Police, pada konferensi pers.
Dengan kematian satu saudara Sanderson dan cedera pada yang lain, jumlah korban sekarang mencapai 11 orang tewas dan 19 luka-luka, sebut Blackmore.
Mayat Damien Sanderson ditemukan di luar ruangan di daerah berumput lebat, di dekat sebuah rumah yang sedang diperiksa, katanya.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa dia mengalami cedera yang terlihat. Cedera ini diyakini tidak diakibatkan oleh dirinya sendiri pada saat ini," terang Blackmore tanpa merinci apa yang menyebabkan cedera tersebut, melansir Reuters 6 September.
Ditanya apakah Myles Sanderson dicurigai juga membunuh saudaranya, Blackmore berkata, "Kami belum mengonfirmasi itu. Kami tidak bisa mengatakan satu atau lain cara jika Myles terlibat dalam kematian Damien."
Dia juga memperingatkan, polisi masih menganggap Myles Sanderson sebagai bahaya bagi publik, bahkan jika dia terluka.
"Myles memiliki catatan kriminal yang panjang yang melibatkan orang dan kejahatan properti. Kami menganggap dia bersenjata dan berbahaya. Jangan dekati dia," tegas Blackmore memperingatkan.
CBC News melaporkan, polisi di kota Saskatchewan, Saskatoon telah mencari Myles Sanderson sejak Mei, ketika dia berhenti bertemu petugas pembebasan bersyaratnya, setelah menjalani hukuman karena penyerangan, perampokan, kenakalan, dan ancaman.
Baca juga:
- Sebut Rusia Kehilangan Peralatan dan Personel yang Signifikan, Menhan Inggris: Ukraina Miliki Keberhasilan Cukup Besar
- Liz Truss Terpilih Sebagai PM Inggris, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: Kami Mengenalnya dengan Baik
- Bom Bunuh Diri Meledak di Dekat Pintu Masuk Kedutaan Besar Rusia di Afghanistan: Enam Orang Tewas, Termasuk Dua Diplomat
- Sebut Tugas Rusia Membantu Donbass, Presiden Putin: Saya Tahu Apa yang Saya Bicarakan
Diketahui, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut serangan itu "mengejutkan dan memilukan". Dia mengatakan telah berbicara dengan pimpinan James Smith Cree Nation dan Premier of Saskatchewan Scott Moe, untuk menjanjikan dukungan pemerintahnya.
"Pemerintah federal akan berada di sana dengan sumber daya yang diperlukan saat ini di masa krisis ini, tetapi juga kami akan terus bekerja sebagai mitra dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun yang akan datang melalui duka dan penyembuhan," terang Trudeau di bandara Ottawa, sebelum terbang ke Vancouver.