Meski Cacar Monyet Sudah Masuk Jakarta, Dinkes DKI Pastikan Belum Ada Kasus Penularan Lokal di DKI
JAKARTA - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia memastikan belum ada transmisi atau penularan lokal cacar monyet atau monkeypox di Jakarta. Meski satu kasus positif cacar monyet telah terkonfirmasi di Ibu Kota.
"Kita tahu situasi Jakarta kita sejauh ini baru menemukan kasus yang konfirmasinya baru satu. Kita belum menemukan kasus yang menularkan lokal di Jakarta," kata Dwi saat dihubungi, Kamis, 25 Agustus.
Lalu, terkait tiga orang kontak erat dari kasus cacar monyet pertama tersebut, mereka tetap mendapat pemantauan oleh Dinas Kesehatan. Sejauh ini, tiga suspek tersebut belum menunjukkan gejala mirip cacar monyet.
Sehingga, sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, ketiga suspek cacar monyet belum mendapat pemeriksaan swab PCR sebelum muncul gejala penyakit tersebut.
"Pada kontak erat, yang penting dilakukan adalah memantau setiap hari perkembangan orangnya. Kalau misalnya dia punya keluhan kesehatan seperti ruam di kulit, baru ada pengambilan spesimen pada daerah kulit yang ada gejalanya," tutur Dwi.
Sementara itu, merespons dua warga Makassar yang menjadi suspek cacar monyet usai bepergian ke Jakarta, Dwi menyebut ada potensi pasien tersebut terpapar cacar monyet sebelum tiba di Jakarta.
"Kalau kita mengambil contoh kasus yang dari orang dari Makassar yang kemudian punya riwayat perjalanan dari Jakarta dan kemudian dia ditetapkan sebagai suspek monkeypox. Itu karena perjalanan sebelum ke Jakarta-nya, karena jadi mungkin dia di Jakarta sebentar," tutur Dwi.
"Jadi, kita tunggu saja hasil pemeriksaan komfirmasi yang di Makassar. Mudah-mudahan negatif, ya, karena kita belum menemukan penularan lokal di Jakarta," lanjutnya.
Sebagai informasi, gejala cacar monyet umumnya diawali dengan demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar getah bening yang ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha (selangkangan). Selain itu, gejala umum ini dapat disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan rasa lelah yang berkepanjangan.
Setelah 1-3 hari sejak demam, gejala akan disusul dengan munculnya ruam pada kulit di beberapa bagian tubuh, berbentuk bintik merah seperti cacar, melepuh kecil berisi cairan bening atau berisi nanah yang kemudian menjadi keropeng dan rontok. Jumlah lesi atau luka atau lenting gelembung berisi cairan di kulit dapat sedikit maupun beberapa buah yang tersebar.
Baca juga:
- PDIP Ungkap Dugaan Jual Beli Jabatan ASN Pemprov DKI, KPK: Silakan Melapor
- Dusta di Kasus Ferdy Sambo Bikin Komisi III DPR Tuntut Kapolri Bikin Tes Psikologi Saat Naikkan Pangkat Pati Polri
- PKS DKI Ngotot Anies Jadi Capres, Cawapresnya Tergantung Kesepakatan Koalisi
- Johan Budi Terima Kasih ke Netizen: Kalau Tidak Diramaikan, Saya Tidak Tahu Nasib Kasus Ferdy Sambo Lurus Seperti Ini
Selain dapat menular melalui kontak langsung dari hewan yang sakit ke manusia, cacar monyet juga dapat ditularkan antarmanusia maupun melalui benda yang terkontaminasi oleh virus. Kendati demikian, penularan cacar monyet antarmanusia tidaklah mudah.
Penularan dari manusia ke manusia dapat melalui kontak erat dengan droplet, cairan tubuh atau kontak langsung kulit ke kulit yang terdapat ruam, termasuk melalui kontak seksual.
Penularan juga dapat terjadi melalui kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi, seperti pakaian, tempat tidur, handuk atau peralatan makan atau piring yang belum dicuci.