PTPN III Bidik Rp10 Triliun dari IPO Subholding PalmCo di 2023

JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III menargetkan pendanaan baru melalui Initial Public Offering (IPO) subholding kelapa sawit, PalmCo.

Rencananya, penawaran saham perdana tersebut dilakukan pada 2023. Perolehan dana yang dibidik sebesar Rp5 triliun hingga Rp10 triliun.

Direktur Utama PTPN, Mohammad Abdul Ghani menjelaskan sebelum melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), pihaknya terlebih dahulu mengkonsolidasikan seluruh aset berupa kebun kelapa sawit untuk dikelolah oleh PalmCo.

"Hitung-hitungan saya Rp5 triliun hingga Rp10 triliun. Itu diproyeksikam dari IPO itu," kata Ghani kepada wartawan di Kementerian BUMN, Senin, 22 Agustus.

Perolehan dana tersebut bakal digunakan untuk tujuan agar perusahaan pelat merah bisa berperan lebih besar secara nasional terkait usaha kelapa sawit dan produk turunanya.

Untuk mempercepat rencana tersebut, PTPN III terus mempercepat pembentukan subholding. Holding Perkebunan Nusantara memang membidik pendirian tiga subholding. Selain PalmCo, dua subholding lain adalah Sugar Co dan Supporting Co.

"Proses ini sekarang sedang berlangsung, di mana untuk pembentukan subholding PalmCo paling lambat Oktober tahun ini selesai, mengingat pembentukan subholding itu membutuhkan Peraturan Pemerintah," katanya.

Melalui tiga subholding ini, lanjut Ghani, PTPN III akan mengoptimalisasi asetnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. PTPN mengintegrasikan industri hulu ke hilir kelapa sawit yang dimiliki perseroan.

Ghani menjelaskan, untuk mendukung ekspansi PalmCo, PTPN berencana melakukan konversi 200.000 hektare (ha) tanaman karet menjadi kelapa sawit. Sehingga, PalmCo akan mengelola lahan sebesar 700.000 ha.

Saat ini, PTPN memiliki luas lahan kelapa sawit sebesar 500.000 ha. Jumlah tersebut setara dengan 4 persen dari luas nasional dengan kontribusi produksi sebesar 6 persen.

"Dari 500.000 ha akan jadi 700.000 ha saat IPO karena karetnya akan kami konversi. Target kami di 2030 jadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia," katanya.