Kata Pakar Komunikasi ini, Pidato Puan Futuristik Menuju Masa Keemasan Indonesia
JAKARTA - Pidato Ketua DPR Puan Maharani di Sidang Bersama DPR dan DPD dianggap sebagai sebuah manifesto politik. Apa yang disampaikan Puan di sidang tahunan tersebut dinilai menggambarkan visi dan misi tentang Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.
"Ada hal menarik dari Pidato Puan di Sidang Bersama DPR-DPD. Pidato Puan dapat dimaknai sebagai manifesto untuk Indonesia masa kini dan masa depan," kata pakar Komunikasi Politik, Silvanus Alvin, Rabu 17 Agustus.
Dalam pidatonya, Puan berbicara pentingnya menjaga ideologi Pancasila untuk terus memandu Indonesia. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga mengajak para pemangku kepentingan untuk membangun generasi muda menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul.
Puan pun menyinggung berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia yang perlu ditanggulangi dengan berbagai kemampuan dan kekuatan bangsa, termasuk semangat gotong royong. Alvin mengatakan, Puan memiliki pandangan ke depan untuk membuat Indonesia semakin lebih maju.
"Ada pandangan futuristik, di mana Puan bisa melihat hambatan kemajuan bangsa dan kesempatan serta peluang Indonesia untuk menuju masa keemasan,” sebut Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu.
“Puan mendasari manifestonya dengan akar kuat dari Pancasila. Ini menjadi poin penting karena Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi fondasi utama bagi pemimpin bangsa untuk menentukan arah dan memimpin,” lanjut Alvin.
Lulusan master University of Leicester Inggris itu juga menyoroti bagaimana Puan menjelaskan soal pentingnya Politik Pembangunan demi kemajuan Indonesia ke depan.
Menurut Alvin, pernyataan Puan mengenai pembangunan tak hanya cukup dalam hal pembangunan semata tapi juga dibutuhkan pembangunan katakter bangsa sudah sangat tepat.
Baca juga:
“Diksi Politik Pembangunan ini patut mendapat sorotan karena senada dan selaras dengan semangat Pak Jokowi terkait revolusi mental serta pembangunan merata di seluruh Indonesia. Kebijakan IKN pun saya melihat ada dorongan kuat Puan untuk melanjutkan kebijakan tersebut,” paparnya.
Lebih lanjut, Alvin memuji Puan yang memberi perhatian lebih kepada aparatur sipil negara (ASN). Puan menilai ASN dapat menjadi modal kekuatan dalam mempercepat kemajuan Indonesia terkait reformasi birokrasi. Puan juga mengingatkan agar ASN meninggalkan sikap ‘membenarkan yang biasa’ dan ‘membiasakan yang benar’.
“Filosofi membiasakan yang benar itu penting untuk diterapkan. Puan secara spesifik menyebut ASN, tapi saya yakin ini ditujukan untuk seluruh WNI. ASN yang memulai karena bagian dari pemerintah untuk dijadikan sebagai contoh, dan nantinya diikuti oleh seluruh WNI,” ucap Alvin.
“Dalam pandangan saya, pidato Puan ini membuat dirinya pantas menjadi capres dan berlaga di Pemilu 2024 mendatang,” tutupnya.