Akui Tak Sengaja Pukul Tangan Wartawan, Wakil Bupati Mamberamo Minta Maaf: Saya Capek, Tidak Biasa Kena AC

JAKARTA - Wakil Bupati Mamberamo Tengah Yonas Kanelak meminta maaf setelah sempat memukul tangan wartawan usai diperiksa penyidik di KPK.

Dia mengaku tak sengaja melakukan itu karena sudah lelah menjalani pemeriksaan sejak pukul 09.50 WIB. Tak hanya itu, Yonas mengatakan dirinya tak tahan dengan udara dingin dari AC gedung KPK.

"Jadi saya tidak biasa kena AC. Jadi tadi kena AC sepanjang hari, saya rasa lelah dan capek," kata Yonas yang kembali mendatangi gedung Merah Putih KPK, Rabu, 3 Agustus.

"Itu adik-adik punya tugas bapak sangat mengerti. Tapi saya rasa capek, lelah itu yang (membuat, red) tidak sengaja tadi dorong kamera dan saya tidak pukul. Saya minta maaf tapi saya tidak sengaja," sambungnya.

Sementara saat disinggung perihal pemeriksaannya yang digelar sejak pagi hingga pukul 14.45 WIB, Yonas tak mau menjawab apa pun.

"Saya tidak akan komentar masalah itu. Tapi saya kembali datang, mohon sebesar-besarnya. Tadi saya tidak sengaja," ujarnya.

Yonas dipanggil KPK untuk diperiksa terkait dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak.

Selain Yonas, penyidik juga memanggil seorang saksi lainnya yaitu PNS Kabupaten Mamberamo Tengah bernama Slamet. Namun, Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri hingga saat ini belum memerinci apa yang didalami dari dua saksi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, KPK terus mengusut dugaan suap dan gratifikasi di Mamberamo Tengah, Papua. Sejumlah saksi sudah dipanggil dan penggeledahan telah dilaksanakan.

Hanya saja, di tengah proses itu, Ricky yang belum diumumkan sebagai tersangka justru kabur. Dia disebut melarikan diri ke Papua Nugini melalui jalan tikus dengan dibantu sejumlah pihak, termasuk ajudan dan dua anggota TNI.

Terkait bantuan yang diberikan oleh pihak TNI ini, KPK menyebut pihaknya sudah mengirim surat kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk berkoordinasi demi memeriksa kedua anggota itu. Apalagi, berdasarkan informasi beredar, seorang prajurit TNI itu berpangkat Dandim.

KPK memastikan akan terus mengejar Ricky. Mereka melakukan segala cara, termasuk mengajak masyarakat yang tahu keberadaan Ricky melapor ke call center 198 atau menginformasikan pada pihak kepolisian.