Artnme Hadir untuk Membangun Kepercayaan Para Penyandang Disabilitas

JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai lebih dari 278 juta jiwa dan jumlah penyandang disabilitas mencapai 30 juta jiwa atau sekitar 14,2 persen dari jumlah penduduk.

Ini adalah jumlah orang yang besar dan harus dipertanggungjawabkan. Bahkan, ada kelompok masyarakat yang peduli dengan penyandang disabilitas.

Namun rata-rata, organisasi-organisasi tersebut tidak memperhatikan keberlangsungan hidup mereka, melainkan hanya membantu mereka dalam satu atau dua peristiwa tertentu. Ada juga yang memberikan pendampingan secara rutin namun tidak meninggalkan efek yang langgeng agar bisa berkembang.

Model saat ini hanya sebatas kasih sayang, mengumpulkan bantuan, membuat acara santunan, selesai, dan begitu saja seterusnya. Dengan model seperti ini, penyandang disabilitas tidak mendapatkan ilmu yang bisa mereka kembangkan sesuai kompetensinya.

"Oleh karena itu, saya membuat organisasi Artnme untuk mengisi kekosongan tersebut. Kami memiliki kepedulian terhadap penyandang disabilitas, namun bukan hanya sekedar memberikan bantuan, namun kami berusaha membangun kepercayaan diri mereka, melalui seni yang dapat mereka kembangkan di rumah atau di panti asuhan masing-masing," ujar penulis buku dan pendiri Artnme, Rainier Wardhana Hardjanto, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 30 Juli.

"Sebagai pendiri Artnme, saya memberikan rekomendasi kepada setiap panti asuhan dan mitra kerjasama yang kami bina, agar anak-anak ini mendapat perhatian dan pelatihan dengan metode yang tepat agar bakat dan potensi mereka terasah, dan kami membantu menjual dan memasarkan karyanya ke khalayak ramai," imbuh Rainier.

Dalam perjalanannya, Artnme telah menjadi organisasi yang dikenal luas. Hal ini karena Artnme memberikan ruang bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk terus berkarya.

"Saya menemukan bahwa begitu banyak anak-anak penyandang disabilitas memiliki potensi dan bakat yang luar biasa. Kepedulian Artnme terhadap anak penyandang disabilitas mendapat respons positif dari berbagai kalangan, sehingga bantuan senilai Rp460 juta telah disalurkan kepada mereka yang membutuhkan," jelasnya.

Dana tersebut diperoleh dari penggalangan dana di beberapa acara yang Artnme selenggarakan. Sponsor yang mendukung antara lain Frisian flag, Kalbe Nutritional, Vidoran, Jakarta Fresh Chicken, Ivory Egg, dan masih banyak lagi.

Berkat usaha dan kerja kerasnya, Artnme kini memiliki banyak mitra, selain itu Artnme juga mulai berinovasi dalam pengembangan layanan, dengan menerapkan NFT Charity. NFT Charity sendiri dimaksudkan untuk menjual produk dari teman-teman penyandang disabilitas yang dijual dengan menjadikan produknya sebagai NFT, kemudian dipasarkan. Tentu saja, penjualan adalah 100 persen milik para penyandang disabilitas tersebut.

"Itulah yang dimaksud dengan NFT Charity," ujar Rainier. 

Rainier menyebut, ide NFT Charity ini akhirnya membuahkan hasil. Pasalnya, kata dia, salah satu keunggulan NFT adalah adanya sertifikat keaslian dalam jaringan blockchain.

"NFT yang kami miliki hanya berlaku di jaringan marketplace tempat NFT melakukan proses pencetakan. Jadi, jika suatu saat pasar tempat NFT dicetak mengalami masalah atau bahkan bangkrut, apa yang akan terjadi pada NFT kita? Tentu saja, NFT masih tersimpan di jaringan blockchain," jelasnya.

Untuk itu, kata Rainier, NFT diprediksi akan menjadi masa depan baik bagi dunia teknologi maupun dunia seni. Untuk jaminan keaslian setiap karya dalam bentuk NFT, harga karya tersebut bisa sangat mahal.

"Bahkan dengan konsep NFT, seniman yang mencetak karyanya dapat menentukan royalti atas karyanya. Artinya jika seseorang membeli karyanya, kemudian suatu saat pembeli menjual karyanya kepada orang lain, artis tersebut akan mendapatkan uang royalti sebesar persentase yang telah ia hasilkan di awal," kata Rainier.

Aksi sosial dengan model NFT ini juga didukung oleh artis seperti Raffi Nagita, Titi Kamal, Erin Taulany, Vega Darwanti, Sinyorita, Selvy Kitty, Gritte Agatha, Sarwendah, Maria Vania, Reisa Brotoasmoro, dan Nindy Ayunda.

Dukungan secara simbolis juga diberikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia (KSP) Jenderal Dr. Moeldoko pada tanggal 31 Januari 2022.

Pekerjaan anak cacat itu saya serahkan kepada mantan Panglima TNI di kediaman dinasnya di Menteng, bersama dua anak tunarungu Raiful dan Rahmawati yang melukis gambar Jenderal Moeldoko," kata Rainier.