3 Wasit Wanita Dilibatkan pada Piala Dunia 2022 Qatar, Ini Profil Singkat Mereka

JAKARTA - Piala Dunia 2022 jadi sorotan dalam beberapa hal. Salah satunya, fakta bahwa setelah 92 tahun akan ada tiga wanita yang menjadi wasit pertandingan dalam turnamen akbar sepak bola empat tahunan ini. Siapa saja mereka?

Berikut ini profil singkat mereka dan prestasi yang telah ditorehkannya:

Stephanie Frappart

  • Kebangsaan: Prancis
  • Usia di Piala Dunia: 39
  • 2014 - Menjadi wasit wanita pertama di Ligue 2
  • 2015 - Wasit di Piala Dunia Wanita FIFA
  • 2019 - Bertanggung jawab atas Final Piala Super UEFA antara Chelsea dan Liverpool
  • 2019 - Wasit untuk Final Piala Dunia Wanita FIFA antara Amerika Serikat dan Belanda
  • 2020 - Memimpin pertandingan Liga Champions Juventus vs Dynamo Kyiv
  • Stephanie Frappart (Instagram @stephanie.frappart)

Yoshimi Yamashita

  • Kebangsaan: Jepang
  • Usia di Piala Dunia: 36
  • 2019 - Tim wasit wanita yang memimpin pertandingan kontinental pria di Asia (Piala AFC)
  • 2019 - Wasit di Piala Dunia Wanita FIFA
  • 2021 - Wanita pertama yang memimpin pertandingan J. League
  • 2021 - Wasit di Pertandingan Olimpiade
  • 2022 - Wanita pertama yang menjadi wasit pertandingan Liga Champions AFC

Salima Mukansanga

  • Kebangsaan: Rwanda
  • Usia di Piala Dunia: 34
  • 2016 - Wasit di Piala Afrika Wanita
  • 2017 - Memimpin pertandingan di tempat tertinggi di dunia, Gunung Kilimanjaro
  • 2021 - Wasit di Olimpiade
  • 2022 - Wanita pertama yang memimpin pertandingan Piala Afrika pria
Mukansanga Salima (Instagram @mukansanga_salima)

Jadi, kualitas apa yang akan dibawa Salima Mukansanga ke Piala Dunia? Menurut jurnalis olahraga Ghana, Ayishatu Zakaria Ali, gaya wasit Mukansanga “keras” tetapi adil.

“Orang-orang berasumsi bahwa karena dia perempuan, mereka ingin dia menjadi lembut. Mereka berharap dia lebih lunak. Salima adalah wasit top. Sangat percaya diri. Sudah ada tekanan menjadi wasit wanita tapi dia tidak pernah mengecewakan saya. Dia wasit yang hebat menurut saya,” kata Zakaria Ali dikutip dari euronews.com, Jumat.

Zakaria Ali juga percaya bahwa dampak dari Salima Mukansanga akan menjadi inspirasi bagi mereka yang menonton di stadion dan sekitarnya.

“Saya percaya kami memiliki wasit yang sama baiknya. Saya sebenarnya tidak suka menyebut mereka sebagai wasit wanita karena mereka melakukan kursus yang sama (seperti pria)."

Dunia sekarang membuka pikiran mereka bahwa wanita sebenarnya dapat melakukan pekerjaan yang menurut sebagian orang hanya untuk pria.