Jumlah Penderita Virus Corona di China Melonjak Tiga Kali Lipat

JAKARTA - Otoritas China masih menginvestigasi wabah penyakit baru yang disebabkan virus corona. Wabah virus ini bahkan dikabarkan telah menyebar ke lebih banyak kota di China dengan jumlah penderita yang dilaporkan meningkat tiga kali lipat lebih banyak, setelah tiga orang pasien virus ini meninggal dunia. 

Dinas kesehatan Daxing, Beijing, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan dua kasus virus corona di daerahnya. Sementara dinas kesehatan Provinsi Guangdong Selatan mengonfirmasi satu kasus di Shenzhen. Kasus pertama virus Corona di China awalnya ditemukan di Kota Wuhan. 

Dikutip dari Reuters, Dinas Kesehatan Kota Wuhan mengatakan 136 kasus baru pneumonia yang disebabkan oleh jenis virus corona baru ditemukan di kota pada akhir pekan lalu. Kematian ketiga terjadi pada Sabtu 18 Januari. 

Sebuah laporan oleh MRC Centre London Imperial College untuk Analisa Penyakit Menular Global, memperkirakan bahwa sejak 12 Januari 2020 ada 1.723 kasus virus corona di Kota Wuhan. Terkait temuan tersebut, otoritas kesehatan China belum mengomentari langsung laporan itu.

Merebaknya kasus corona menimbulkan kekhawatiran di negara lain, termasuk negara-negara di Asia dan Amerika Serikat. Hal tersebut disebabkan karena terdapat 2 kasus virus corona di Thailand dan satu kasus di Jepang. Oleh sebab itu, diadakan pemeriksaan kepada orang-orang yang baru berpergian dari Kota Wuhan. 

Mirip Virus SARS? 

Virus yang tengah merebak di China ini termasuk dalam keluarga coronavirus, sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan hampir 800 orang secara global selama 2002-2003. Wabah SARS kala itu juga merebak pertama kali di China. 

Gejala penderita virus corona meliputi demam dan kesulitan bernapas, mirip dengan gejala penyakit pernapasan pada umumnya. Berbagai upaya pencegahan juga telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Nasional China agar virus ini tidak menyebar luas. 

Virus ini juga membuat saham perusahaan farmasi dan pembuat masker di China melonjak karena masyarakat khawatir terkena virus tersebut dan berbondong-bondong membeli stok masker.

Wabah virus corona ini menjadi salah satu topik yang sedang tren di platform media sosial China, Weibo, di mana banyak penggunanya menyatakan keprihatinan tentang keselamatan mereka.

"Siapa yang tahu berapa banyak orang yang pernah ke Wuhan mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi?," kata salah seorang warganet China. 

>

Sebuah surat kabar resmi milik Partai Komunis, mengatakan bahwa pemerintah harus mengungkapkan semua informasi dan tidak mengulangi kesalahan yang dibuat saat wabah SARS merebak. Saat wabah SARS mulai menyebar, pemerintah China menutupi wabah tersebut selama berminggu-minggu sebelum meningkatnya jumlah kematian dan baru mengungkapkan wabah tersebut setelah angka korban meninggal melonjak.

"Menyembunyikan (kasus virus corona) akan menjadi pukulan serius bagi kredibilitas pemerintah dan mungkin memicu kepanikan sosial yang lebih besar," dikutip dari surat kabar tersebut.