Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memprediksi virus corona yang mewabah di China akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Hal itu mengingat kontribusi turis asal Negeri Panda ke Indonesia itu mencapai sekitar 12,86 persen pada 2019.

"Kalau kita lihat ada larangan kunjungan dari pemerintah China untuk bepergian ke negara lain dan ada juga larangan dari Indonesia, pasti nanti akan berdampak. Kalau ada larangan, pasti berpengaruh," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin 3 Februari.

Suhariyanto menyampaikan sepanjang Januari-Desember 2019, kedatangan turis asal China mencapai 2,07 juta kunjungan dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang mencapai 16,11 juta kunjungan.

Angka ini turun tipis dari 2,1 juta kunjungan pada 2018. "Jadi 12 persen itu kan seperdelapannya dari 16,11 juta. Pasti akan berpengaruhi," jelas Suhariyanto.

Pemerintah Indonesia melarang seluruh pendatang asal China daratan untuk memasuki Indonesia. Larangan tersebut diberlakukan seiring merebaknya wabah virus corona yang berasal dari Kota Wuhan di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Pelarangan itu bersifat sementara. Dengan demikian, semua pendatang yang tiba dari daratan China dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.

Otoritas China mengumumkan jumlah kematian akibat virus corona (2019-nCoV/Flu Wuhan) bertambah menjadi 362 kematian dan 17.373 kasus. Dari kematian yang baru dilaporkan, 56 di antaranya berada di Provinsi Hubei yang merupakan pusat penyebaran corona. Satu korban lain berada di Chongqing.

Meski demikian, jumlah tersebut masih di bawah jumlah pasien yang berhasil sembuh dari virus corona. Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, sebanyak 486 pasien yang terinfeksi virus corona telah keluar dari rumah sakit setelah pemulihan pada Minggu 2 Februari.

Selain itu, menurut tinjauan dari situs gisanddata.maps.arcgis.com, menunjukkan bahwa beberapa penderita virus corona yang berada di luar China seperti Vietnam, Jepang, dan Australia juga dinyatakan sembuh.