Bantah Ada Ketegangan, Pengukuran Lahan di Desa Wadas Tahap II Berjalan Aman, Warga Spontan Minta Lahannya Ikut Diukur
PURWOREJO – Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Proyek Bendungan Bener Kabupaten Purworejo telah melakukan pengukuran bidang tanah di Desa Wadas, desa yang terdampak pembangunan proyek strategis nasional. Tak disangka, warga yang semula tidak mau lahannya diukur, tiba-tiba berubah pikiran.
Kepala Desa (Kades) Wadas, Fachri Setyanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang dilaksanakan sebelum lebaran lalu. Beberapa ratus bidang di Desa Wadas direncanakan akan digunakan sebagai lokasi pengambilan material (quarry) pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Bener yang lokasinya tak jauh dari desa itu.
Fachri membantah adanya ketegangan warga pada saat melakukan pengukuran. Katanya, situasi Wadas sejauh ini kondusif dan proses berjalan lancar.
"Bahkan warga yang semula menolak sekarang malah minta ikut diukur. Semua sukarela. Tidak benar bila disebut ada tekanan dari kelompok preman dan sebagainya," ucap Kades Fachri, melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 Juli.
Dirinya mempersilahkan semua pihak untuk mengamati situasi Wadas terkini secara langsung. Situasi kondusif di Wadas, menurutnya, sudah terjadi sejak dulu.
"Pada dasarnya warga desa kami ini baik-baik. Mereka petani dan peladang yang tidak pernah ada masalah sejak dulu, sebelum hadirnya pihak-pihak luar," tambahnya.
Sementara staf BPN Purworejo, Tukiran, membenarkan kegiatan inventarisasi dan pengukuran lahan, tanam tumbuh dan bangunan di Wadas berjalan lancar. Dia juga membenarkan terjadinya pemekaran jumlah tanah yang diukur dari rencana semula.
Baca juga:
- Gawat! Tiga Oknum TNI dan Satu Oknum Polri Jadi Kurir Narkoba Lintas Negara, Ratusan Kilogram Berhasil Diamankan
- Sita iPad Milik Nikita Mirzani, Polresta Serang Kesulitan Buka Password
- Dianggap Ganggu Kenyamanan dan Ketertiban, Polisi Musnahkan 800 Knalpot Brong Hasil Operasi Patuh Candi 2022
- Mantan Kapolda Sumatera yang Kini Jadi Ketua RT di Komplek Polri Duren Tiga, Kesal dengan Polri Menangani Kasus Penembakan Irjen Ferdy Sambo
"Jadwal kegiatan kan mulai 12-15 Juli. Ada pemekaran dari target semula. Hingga hari Rabu, target pengukuran 105 tapi bertambah menjadi 144 bidang. Hal ini disebabkan ada warga yang tiba-tiba mendatangi tim pengukur dan minta agar tanahnya ikut diukur. Akhirnya, petugas di lapangan mau tidak mau mengukur lahan warga tersebut. Masalah administrasi akan diurus belakangan. Yang terpenting kemauan mereka kita ikuti dulu," tandasnya.
Berdasarkan informasi, hasil pengukuran, inventarisasi dan identifikasi ini akan segera dimatangkan. Direncanakan, kompensasi pembayaran kepada warga akan dilaksanakan tiga bulan ke depan.
Terkait pengamanan kegiatan pengukuran, inventarisasi dan identifikasi di Wadas, Kapolres Purworejo, AKBP Fahrurozi menuturkan pihaknya menyiagakan personil atas dasar permintaan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).
"Pengamanan dilakukan oleh Polres dibantu TNI. Sedangkan pembagian tugas Inventarisasi dan Identifikasi dibagi 5 tim, masing masing tim berjumlah 14 orang yang terdiri dari 2 orang Pengukur (BPN), 2 orang Bangunan (PUPR), 4 orang tanam tumbuh (Dinas Pertanian), 2 orang Polri dan 4 orang pendamping dari warga Wadas," kata Kapolres dalam keterangan tertulis.
Fahrurozi menolak anggapan bila kegiatan inventarisasi dan pengukuran diwarnai intimidasi dan ketegangan.
"Semua tidak benar. Pengamanan kita komunikasikan dengan semua pihak termasuk dengan kelompok yang semula menolak. Semua kegiatan berjalan lancar dan saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya," imbuhnya.